Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Tentara Maros Razia Gabah Petani. Kok Bulog Cuma Hargai Rp 4.500/Kg?
Syahrul menggalang kerja sama dengan TNI untuk “bertani” di awal periode pemerintahannya bersama Agus Arifin Nu`mang.
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mansur AM
Justru yang disejahterakan adalah oknum tertentu.
"Kenapa kalau ada yang mau beli mahal gabah kami, tapi dilarang. Jangan batasi harga gabah pak. Kami juga mau sejahtera seperti orang lain," katanya.
Kodim dinilai keliru dalam mengawasi. Jika benar TNI ingin sejahterakan warga, seharusnya pendistribusian pupuk, pestisida dan penyaluran bantuan yang diawasi. Bukan malah ikut campur mengenai harga gabah.
Letkol Kav Mardi Ambar, meminta maaf atas miskomunikasi yang terjadi antara petani dan pihak TNI. Menurutnya, permasalahan tersebut muncul karena kesalahpahaman.
Menurutnya, prajuritnya tidak menahan dan penangkapan gabah milik pengusaha dari petani. Prajurit hanya mengarahkan pedagang untuk menjualnya ke Bulog.
"Hasil koordinasi kami dengan Bulog, gabah dari Maros harus diserap maksimal. Kami khawatir, jika target produksi tidak tercapai, maka akan terjadi impor beras. Makanya kami harus turun tangan," katanya.
Mardi menyampaikan, stok beras di gudang bulog masih sedikit. Dia khawatir, jika gabah dijual keluar, maka target serapan tidak tercapai.
Dia berjanji, untuk sementara, pihaknya tidak akan melakukan sweeping pengangkut gabah di jalan. TNI akan menunggu aturan mengenai harga gabah.
"Kami juga sudah bertemu dengan pak Bupati untuk membahas ini. Untuk sementara, kami akan menunggu Perbup terkait harga gabah. Jadi mulai hari ini, silahkan mengangkut seperti biasanya," katanya.(tribun-timur.com/Ansar Lempe/Darul Amri Labobun)
Baca: Benarkah Perintah Presiden? Jual Gabah ke Sidrap, Tentara Sergap Petani Maros
Baca: Maling Bobol Kantor Gubernur Sulsel, Segini Uang Hilang
Baca: Bangun Tidur Langsung Selfie Bukti Cantiknya Meriam Bellina. Pantas Hotman Paris Cium Tangannya