Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Air di Dalam 11 Botol Merk Minuman Kemasan Ini Mengandung 'Partikel Plastik', Aqua?

Investigasi terhadap berbagai merk minuman kemasan dipimpin oleh organisasi jurnalisme, Orb Media.

Editor: Sakinah Sudin
ORB MEDIA
Setelah air disaring, partikel berwarna kuning dapat dengan mudah dilihat. 

Seorang juru bicara Nestle menambahkan bahwa kajian Profesor Mason meluputkan beberapa langkah kunci untuk menghindari "hasil positif yang salah".

Baca: APK Paslon Bupati Jeneponto Rusak, Ketua KPU: Anggaran Terbatas

Baca: Dianiaya Pemuda Mabuk, Penjual Martabak di Makale Tana Toraja Terima Delapan Jahitan

Dia juga mengatakan pihaknya mengundang orb Media untuk membandingkan metode.

Secara terpisah, Danone mengatakan tidak bisa mengomentari kajian tersebut karena "metodologi yang digunakan tidak jelas". Danone menegaskan botol yang mereka gunakan untuk menampung air masuk kategori "kemasan yang sesuai untuk makanan".

Perusahaan itu menambahkan bahwa tidak ada aturan pasti mengenai mikroplastik atau konsensus dalam sains untuk mengujinya.

Baca: Innalillah, Tak Punya Biaya Operasi, Penderita Tumor Asal Padakkalawa Pinrang Ini Meninggal Dunia

Metode pengujian

Untuk menguji partikel plastik, ilmuwan dari State University of New York mendatangkan 250 air kemasan dari 11 merek di sembilan negara yang dipilih atas dasar besarnya populasi atau konsumsi air kemasan yang relatif tinggi.

Botol-botol plastik berisi air diteliti oleh para ilmuwan dari State University of New York
Botol-botol plastik berisi air diteliti oleh para ilmuwan dari State University of New York (via BBC Indonesia)

Merk-merk itu mencakup merk taraf internasional:

  • Aquafina
  • Dasani
  • Evian
  • Nestle Pure Life
  • San Pellegrino

Adapun merk taraf nasional meliputi:

  • Aqua (Indonesia)
  • Bisleri (India)
  • Epura (Meksiko)
  • Gerolsteiner (Jerman)
  • Minalba (Brasil)
  • Wahaha (Cina)

Bahan pewarna Nile Red digunakan untuk melacak keberadaan partikel plastik di dalam botol air.

Pengujian kandungan plastik melibatkan bahan pewarna bernama Nile Red yang dimasukkan ke setiap botol—sebuah teknik yang dikembangkan baru-baru ini oleh sejumlah ilmuwan Inggris untuk melacak keberadaan plastik di air laut.

Kajian sebelumnya menemukan bahwa bahan pewarna itu melekat pada partikel plastik dan membuatnya menjadi berpendar di bawah sorotan cahaya tertentu.

Profesor Mason dan kolega-koleganya kemudian menyaring sampel partikel plastik dan menghitung setiap kepingan berukuran di atas 100 mikron—kira-kira setara dengan diameter sehelai rambut manusia.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved