BI Wilayah Sulsel: Naiknya Pertamax Bisa Picu Inflasi
Di tengah peningkatan konsumsi BBM non subsidi, PT Pertamina menaikkan harga tiga kali selama Februari.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis non-subsidi di Sulsel tumbuh pesat di 2017.
Dibandingkan dengan 2016, BBM jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Dex tumbuh hingga tiga digit.
Pertalite dari 104 ribu kiloliter (kl) naik naik 197 persen menjadi 310 ribu kl, Pertamax dari 37 ribu kl naik menjadi 51 ribu kl (38%).
Pertamax Turbo naik dari 98 kl menjadi 460 kl (366%), Pertamax Dex naik dari 763 kl menjadi 959 kl (26%).
Di tengah peningkatan konsumsi BBM non subsidi, PT Pertamina menaikkan harga tiga kali selama Februari.
Baca: Pertamax Cs Naik, Pertamina: BBM Non-Subsidi Kita Masih Lebih Murah
Dari data yang didapatkan dari website resmi Pertamina, kenaikan harga BBM terjadi pada (13/1/2018), harga Pertamax Rp 8.600 naik menjadi Rp 8.800,
Pertamax Turbo dari Rp 10.550 menjadi Rp 10.800, dan Pertamina Dex dari Rp 10.350 menjadi Rp 10.800.
Sepekan kemudian, (20/1/2018) giliran Pertalite naik dari Rp 7.700 menjadi Rp 7.800 dan Dexlite dari Rp 7.450 menjadi Rp 7.650.
Teranyar, (24/2/2018) lalu Pertamax naik dari Rp 8.800 menjadi Rp 9.100, Pertamax Turbo naik Rp 10.800 menjadi Rp 11.300.
Dexlite naik Rp 7.650 menjadi Rp 8.250, dan Pertamina Dex naik dari Rp 10.800 menjadi Rp 11.550.
Baca: DPK Bulan Pertama Sulsel Tumbuh Melambat, Begini Penjelasan Bank Indonesia
Kepala Bank Indonesia (BI), Bambang Kusmiarso menuturkan, naiknya harga Pertamax dan BBM non-subsidi lainnya akan memberi dampak inflasi.
"Namun tidak signifikan. Kita prediksi hanya 0,0 sekian begitu kan," ujar Bambang.
Ini dikarenakan, pengguna Pertamax masih belum banyak di Sulsel. "Beda dengan Premium masih jadi pilihan masyarakat pada umumnya," katanya. (*)