Ini Dampak Parpol 'Main Dua Kaki' di Pilkada
Sehingga, dia menganggap partai politik mesti berbenah untuk memperbaiki sistem dalam internal.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto SIP MSi menganggap banyak partai terlihat "main dua kaki" pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 ini membuat krisis kepercayaan terhadap sistem partai.
Hal ini dia sampaikan ketika melihat fenomena banyaknya kader partai yang memilih mendukung bukan usungan dari partainya.
"Kenapa ini bisa terjadi karena sistem dalam internal partai yang tidak kuat. Kekuatan partai bertumpuh pada tokoh bukan pada sistemnya," kata Ketua Prodi Ilmu Politik FISIP Unhas ini, Minggu (4/3/2018).
Baca: Partainya Dukung Appi-Cicu, Ketua PAN Makassar Pilih Dampingi Danny Pomanto Blusukan
Tak hanya itu, akibatnya membuat partai tak berdaya.
"Elite partai di pusat pun takut kehilangan tokohnya partainya," katanya.
Sehingga, dia menganggap partai politik mesti berbenah untuk memperbaiki sistem dalam internal.
"Kalau ini terjadi maka orang-orang di lokal akan bingung mau mengikuti keputusan pusat atau daerah. Kalau ini terus terjadi maka akan menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai," katanya.
Dosen ahli bidang partai politik dan pemilu ini menganggap kejadian ini terjadi karena kader lokal menganggap para calon kepala daerah ini yang bisa menyelamatkan dirinya, bukan partai.
"Sehingga, mereka bisa saja pindah partai kalau disanksi karena adanya jaminan dari kepala daerah terpilih nanti,' katanya.
Kalau ini terus terjadi, lanjut Ali, partai akan kehilangan posisi di tengah-tengah masyarakat. (*)