Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Benarkah Setya Novanto Mau Seret Ibas di Korupsi KTP Elektronik? Ini Jawaban Mengejutkannya

Tak hanya di situ, Novanto kembali membuat banyak pihak menahan nafas dengan misteri 'buku hitam'

Penulis: St Hamdana Rahman | Editor: Mansur AM
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Senyum Setya Novanto 

TRIBUN-TIMUR.COM - Setya Novanto memang penuh kejutan. Setelah membuat heboh dengan drama penangkapan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kejutan Novanto tak berhenti begitu saja.

Yang paling baru tentu saja niat bekas Ketua Umum DPP Golkar ini menjadi justice collaborator menguak tabir korupsi megaproyek KTP elektronik.

Tak hanya di situ, Novanto kembali membuat banyak pihak menahan nafas dengan misteri 'buku hitam'  yang selalu menemaninya. 

Baca: Inilah Bukti Terbaru Kehebatan Hotman Paris Hutapea. Tak Bisa Disangkal! Pantas Banyak Iri

Baca: Cantiknya Nathania Putri Tunggal Ahok-Veronica, Kini 17 Tahun, Intip Foto-Fotonya?

Baca: Kejutan Besar! Chelsea Dipermak 4 Gol Tim Gurem, Abramovich Pecat Antonio Conte?

Apa sebenarnya yang ditulis oleh Setya Novanto di buku hitamnya? Tidak ada yang tahu selain terdakwa kasus korupsi proyek KTP elektronik itu sendiri.

TRIBUNNEWS/THERESIA FELISIANI
Buku catatan dengan sampul hitam yang digunakan terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto menulis selama sidang kasusnya berlangsung, Senin (5/2/2018).
TRIBUNNEWS/THERESIA FELISIANI - Buku catatan dengan sampul hitam yang digunakan terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto menulis selama sidang kasusnya berlangsung, Senin (5/2/2018).

Dalam sidang sebelumnya, tulisan tangan Setya Novanto di buku hitamnya sempat tersorot awak media.

Setelah itu, buku tersebut tidak lagi dibawa olehnya.

Sampai pada persidangan Senin (5/2/2018) kemarin, Setya Novanto tampak kembali membawa buku hitam tersebut.

Buku itu sempat diletakkan di pangkuannya, dan dia membuka beberapa lembaran kertas berisi tulisan tangannya sendiri.

Lagi-lagi, Setya Novanto tidak menyadari hal itu diperhatikan awak media.

Setya Novanto
Setya Novanto (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dikonfirmasi soal isi buku hitam, Setya Novanto lantas terkejut.

Sadar diketahui awak media, Setya Novanto dengan sigap menutup buku hitamnya.

Buru-buru, dia memasukkan buku hitam beserta pulpen ke dalam tas laptop berwarna hitam, yang selalu dibawanya tiap sidang.

"Waduh, nanti ketahuan lagi di media," celetuk Setya Novanto.

Awak media kembali menanyakan apa isi buku itu, karena isi buku itu selintas masih sama.

Setya Novanto menuliskan sejumlah nama politikus dan eks anggota DPR.

Sayangnya, pertanyaan awak media diabaikan oleh Setya Novanto.

Dia terus menebar senyum dan manggut-manggut setiap ditanya soal isi buku hitamnya.

Pantauan Tribunnews.com, di buku tersebut ada tulisan menonjol, yakni Justice Collabolator.

Tulisan ini ditulis dengan tinta hitam disertai tiga tanda seru.

Selain kata Justice Collabolator, ada juga tulisan nama Nazaruddin dengan garis ke bawah, USD 500.000. Kata lainnya, ada tulisan Ibas dan Ketua Fraksi.

Ditanya lebih lanjut soal apakah Ibas yang dimaksud adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono?

Setya Novanto menjawab "No comment."

Ditanya soal apakah pihaknya juga akan meminta agar Puan Maharani yang saat proyek e-KTP bergulir masih menjabat sebagai ketua Fraksi PDI Perjuangan untuk dihadirkan di persidangan, jawaban Setya Novanto sama.

"No comment lah," ujarnya.

Setelah tersorot media soal catatan tangan di buku hitamnya, Setya Novanto menyembunyikan catatan tersebut.

Dia bahkan tidak lagi menulis di buku catatan tersebut, melainkan menulis di lembaran kertas.

Mantan Ketua DPR ini mengakui dirinya trauma karena tulisan tangannya kembali terungkap di media. Jawaban Novanto sunggugh mengejutkan!

"Tidak bisa main laptop."

Itulah pengakuan Setya Novanto, sehingga dirinya mencatat seluruh bagian penting persidangan di buku hitamnya dan lembaran kertas.

Apa isi buku hitam kecil milik Setya Novanto?

Firman Wijaya selaku kuasa hukumnya juga ‎tidak tahu. 

Menurutnya, buku itu adalah 'Black Box' atau catatan yang bakal diungkap terkait korupsi e-KTP.

"Saya rasa buku yang digunakan itu saya menyebutnya kalau pesawat jatuh itu pasti 'Black Box', harus dicari," tegas Firman Wijaya di pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (5/2/2018) .

Menurut Firman Wijaya, ‎buku tersebut bisa saja memuat petunjuk tentang dugaan korupsi proyek e-KTP yang bakal diungkap, bila permohonan Justice Collaborator(JC) Setya Novanto dikabulkan.

"Beliau mengambil buku yang berwarna hitam. Ya saya tidak tahu kenapa pilihannya itu. Tapi di dalam kamus hukum ada yang namanya 'black law dictionary'. Bisa saja ini kamus yang beliau ingin sebutkan di kasus e-KTP," paparnya.

Firman tidak ingin berspekulasi banyak tentang nama besar lainnya yang konon memiliki peran lebih berpengaruh daripada kliennya di proyek e-KTP.

Terlebih, ada beberapa nama penting lainnya yang sejauh ini belum diperiksa KPK, seperti Puan Maharani, yang saat proyek e-KTP bergulir masih menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan.

"Saya rasa kita tunggu. Karena posisi JC ini kan penting dalam instrumen penuntasan kasus ini. Berikan kesempatan kami bekerja," tambahnya. (tribunnews.com/theresia felisiani)

Baca: Cantiknya Nathania Putri Tunggal Ahok-Veronica, Kini 17 Tahun, Intip Foto-Fotonya?

Baca: Inilah Bukti Terbaru Kehebatan Hotman Paris Hutapea. Tak Bisa Disangkal! Pantas Banyak Iri

Baca: Kejutan Besar! Chelsea Dipermak 4 Gol Tim Gurem, Abramovich Pecat Antonio Conte?

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved