Travelstory
Ziarah Makam Nabi Hud as kala Musim Dingin di Yaman
Makam nabi yang diutus oleh Allah Swt, kepada kaum 'Ad ini terletak di Syi'ib Hud, salah satu lembah kecil di Hadhramaut, Yaman
Yunalis Abdul Gani BSc
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Al Ahgaff asal Indonesia
Melaporkan dari Tarim, Yaman
TRIBUN-TIMUR.COM-Dalam liburan musim dingin kali ini, saya bersama beberapa rekan Indonesia di Hadhramaut, provinsi terbesar di Yaman, berkesempatan untuk menziarahi salah satu makam nabi sekaligus rasul 25 yang wajib diketahui, yakni nabi Hud as.
Nama lengkapnya adalah Hud as, bin Syalikh bin Arfakhsyaz bin Saam bin Nuh hingga berlanjut ke nabi Adam 'alaihimussalam.
Makam nabi yang diutus oleh Allah SWT, kepada kaum 'Ad ini terletak di Syi'ib Hud, salah satu lembah kecil di Hadhramaut, Yaman, tepatnya berjarak 80 km dari kota Tarim –kota saat ini saya berdomisili.

Tepat pukul 7.30 waktu Yaman, kami berjumlah tujuh orang berangkat dari Tarim ke makam tujuan dengan menggunakan mobil Abu Asyarah (sebutan untuk mobil yang disediakan untuk 10 orang penumpang).
Meskipunini bukan ziarah akbar, namun kami tetap mengikuti tata tertib ziarah yang telah berlaku dari zaman nenek moyang, yaitu mampir sejenak di pemakaman Inat. Pemakaman pasir keramat ini adalah komplek makam Syekh Abu Bakar bin Salim, terletak di sebelah timur kota Tarim.
Setelah beberapa saat singgah disana, kami melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi dengan bukit-bukit batu berdiri teguh dan padang pasir yang menghampar luas dan tandus. Selain itu, terkadang mata menyorot serentetan sarang perumahan lebah yang berjejer sepanjang jalan.
Perjalanan kian asik dan enjoy dengan suara lantunan selawatan yang diputar oleh sang supir. Memang, biasanya para pengemudi mobil dan angkutan di Tarim memutar lagu-lagu nan bernuansa islami, seperti kasidah, selawatan dan sebagainya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam, kami tiba di area makam yang pernah diziarahi nabi Sulaiman tersebut. Suasana terlihat sunyi senyap. Memang, pada hari-hari biasa seperti ini, makam nabi Hud as,sangat sepi. Hal tersebut disebabkan karena makam ini terletak agak jauh dari perkampungan.
Bangunan-bangunan yang bertaburan di sekitar makam terlihat mati. Bangunan-bangunan tersebut dibangun hanya untuk difungsikan sekali saja dalam setahun, yaitu ketika ziarah akbar yang diadakan pada awal bulan Sya’bandi setiap tahun. Di kala itu, masyarakat berbondong-bondong meramaikan ziarahdemi mengais berkah dari para Anbia.
Sebelum masuk ke area kubah, kami terlebih dahulu mampir di sungai al-Hafif, sungai yang terkenal dengan nahrul jannah (sungai surga) dan di pinggirnya terdapat batu tempat bersemayam para Aulia.
Setelah itu, kami menuju area makam dan mengikuti tata tertib ziarah, yaitu mengucapkan salam kepada para Anbia dan Malaikat, pembacaan Yasin dan dilanjutkan dengan doa ziarah.
Setelah menyelesaikan semua kegiatan ziarah, kami bersama rombongan bergegas kembali ke Tarim.
Inilah sepenggal cerita perjalanan ziarah kami ke makam nabi Hud as.Semoga berkah dan bermanfaat bagi yang membaca.(*)