Latar Belakang Mensos, Aktif di PMII Semarang Senior Pun Dipanggil Adinda
Ketika aktivis kelahiran Sidrap, Abduh Paddare, terpilih menjadi Ketua Umum PMII, Idrus masih berkutat sebagai petani dan pelajar cerdas di Pinrang.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Idrus Marham masih menjadi pengembala kambing di kampung halamannya, Sempang, Desa Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua, Pinrang, ketika Mahbub Junaidi menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pertama, (1960-1967).
Idrus bahkan masih bayi, lahir 14 Agustus 1962, ketika Mahbub terpilih dalam Kongres I PMII di Tawangmangu Jawa Barat, 1961.
Dua puluh tahun kemudian, 1980-an, Idrus memilih bergabung di PMII, ketika kuliah di Fakultas Syariah IAIN Alauddin Makassar.
Ketika aktivis kelahiran Sidrap, Sulsel, Abduh Paddare, terpilih menjadi Ketua Umum PMII (Periode 1973-1977), Idrus masih berkutat sebagai petani dan pelajar cerdas di Pinrang.
Setelah menyelesaikan pendidikan SD di Pinrang, hanya dalam kurun waktu lima tahun sebab lompat kelas, Idrus melanjutkan pendidikannya di PGA Parepare. Pendidikan setara jenjang SMP hingga SMA ini hanya dia selesaikan dalam tempo lima tahun.
Masa remaja di kampung pun berakhir. Idrus ke Makassar berbekal pengalaman sebagai pengembala sapi dan petani di Sempang. Idrus mulai kuliah di Fakultas Syari'ah IAIN Alaudin Makassar, 1979.
Selain rajin membantu di sawah, Idrus juga menjadi anak patuh dan pengembala sapi. "Beliau memang rajin dan sangat patuh dengan kedua orangtua sejak kecil. Beliau waktu kecil dulu pernah menjadi pengembala sapi," ujar adik kandung Idrus, Usman Marham.
Setelah itu, Idrus melanjutkan pendidikannya di Fakultas Syariah IAIN Alauddin, Ujung Pandang dan aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Setelah berhasil meraih gelar Sarjana Muda, ia berangkat mengikuti Kongres PMII di Pulau Jawa.
Keikutsertaan dalam rombongan peserta Kongres PMII dari Makassar itulah yang mengubah kehidupan Idrus selanjutnya.
Saat semua peserta kongres dari Makassar pulang, ikut tetap tinggal di Jawa. Idrus memilih hijrah ke Semarang dan menetap di Ibu Kota Jawa Tengah.
Pengurus Besar (PB) PMII Tahun 1985, Andi Muawiyah Ramly, punya cerita menarik tentang Idrus. Salah satunya, kebiasaan Idrus menyapa aktivis PMII dengan “adinda”.
“Meski pun saya seniornya di PMII dan juga lebih tua empat tahun darinya, namun setiap bertemu dengannya selalu memanggil saya dengan ‘Adinda’,” ujar Amure yang deklarator DPP PKB dan mantan Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB.(*)
Seperti apa perjuangan Idrus Marham di PMII?
Dan, apa makna Marham di belakang nama Idrus?
Simak di Tribun Timur cetak edisi Sabtu, 20 Januari 2918.