Abdul Latief Maju di Pilkada Pinrang, SYL: Masih Aktif Belum Mundur
"Ahh, tidak usah. Itu urusan saya. Lagian Sekwikda masih aktif kok belum mundur," kata Syahrul,
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan H Syahrul Yasin Limpo nampak berhati-hati memilih pelaksana tugas (Plt) Sekertaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Sulsel.
Hal itu terlihat saat ditanya mengenai sosok Plt pengganti Abdul Latief yang sebentar lagi mundur dari jabatannya sebagai Sekwilda.
Latief diketahui bakal maju sebagai Bupati Pinrang. Dimana, salah satu syarat seorang ASN yang menjadi kontestan Pilkada serentak harus mundur sebagai aparatur sipil negara.
Baca: Syahrul Perintahkan Kader FKPPI Dukung IYL-Cakka
"Ahh, tidak usah. Itu urusan saya. Lagian Sekwikda masih aktif kok belum mundur," kata Syahrul, di atas jok mobilnya, Jumat (12/1/2017).
Tak hanya Sekwilda, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga ikut dalam perhelatan Pilgub Sulsel.
Terkait dengan itu, Syahrul menegaskan bahwa semua sistem di Pemprov Sulsel berjalan normal.
Meski keduanya sama-sama berniat menjadi kepala daerah tidak membuat pemerintahan terganggu.
Tentunya kata Syahrul, itu karena dirinya dimulai sekarang telah mengambil alih jabatan - jabatan yang lowong di Pemprov Sulsel.
Baca: Adik dan Wakilnya Maju di Pilgub Sulsel, Siapa yang Dipilih Syahrul?
"Jangankan Wagub dan Sekwilda, sampai ke tingkat asisten pun saya yang kendalikan," ujar Syahrul.
"Jika tidak begitu, atau hanya diam saja pasti saya kedodoran," tambahnya.
Untuk pemilihan Gubernur ataupun Bupati dan Walikota itu ia pastikan akan berjalan dengan lancar.
Pasalnya, Syahrul mengaku bahwa situasi seperti ini telah ia lalui beberapa tahun sebelumnya.
Baca: Ini Alasan Abdul Latief Pilih Usman Marham Jadi Wakilnya di Pilkada Pinrang
"Saya lima kali loh ikut seperti ini, dan biasanya di masa masa akhir itu saya makin kencang," katanya.
Program pemerintah tambah mantan Bupati Gowa dua periode ini tetap jalan, yang berganti nantinya itu hanya Syahrul Yasin Limpo, bukan pemerintah ataupun program.
"Gak boleh pemerintahan terganggu karena gara-gara kita mau berhenti. Itu sama saja kita menghianati namanya tugas," paparnya.(*)