Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Enrekang 2018

Pilkada Enrekang Satu Calon, Mahasiswa: Parpol Gagal Ciptakan Demokrasi Berkualitas

Sementara calon kuat penantangnya, Wakil Bupati Enrekang, HM Amiruddin-Hasanna Lawang hanya mengantongi empat kursi

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Pilkada Enrekang Satu Calon, Mahasiswa: Parpol Gagal Ciptakan Demokrasi Berkualitas
Muh Azis Albar/Tribunenrekang.com
Mahasiswa asal Enrekang, Mansyar Mayang.

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com Muh Azis Albar

TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Enrekang 2018 hampir dipastikan akan terjadi situasi kotak kosong.

Pasalnya, sampai saat ini hanya satu pasangan kandidat yang mampu memenuhi persyaratan enam kursi yang dipersyaratkan oleh KPU Enrekang.

Ialah pasangan bupati petahana, Muslimin Bando (MB) berpasangan legislator Nasdem Enrekang, Asman yang sudah mampu mencukupkan kursi.

Dari 30 kursi di DPRD, pasangan tersebut telah mengantongi 26 kursi hasil dukungan dari PAN (7), Golkar (7), Nasdem (3), Gerindra (3), Demokrat (3), Hanura (2) dan PDIP (1).

Sementara calon kuat penantangnya, Wakil Bupati Enrekang, HM Amiruddin-Hasanna Lawang hanya mengantongi empat kursi dukungan dari PBB (1) dan PKS (3).

Kondisi tersebut mendapat sorotan dari aktivis mahasiswa asal Enrekang, Mansyar Mayang.

Menurutnya, munculnya kotak kosong di Pilkada Enrekang 2018 merupakan bukti merosotnya demokrasi.

Itu terjadi lantaran gagalnya Partai politik (Parpol) melakukan kaderisasi dan menciptakan kompetisi demokrasi yang sehat.

"Kotak kosong merupakan bukti gagalnya Parpol melakukan kaderisasi dan bentuk merosotnya demokrasi kita," kata Mansyar kepada TribunEnrekang.com, Selasa (9/1/2018).

Ia menjelaskan, Pilkada melawan kotak kosong juga sangat disayangkan karena dapat merugikan masyarakat Massenrempulu.

Itu lantaran, apabila kotak kosong yang menang maka Pilkada akan diulang pada Pilkada serentak berikutnya.

Sehingga tentu akan menghabiskan banyak anggaran lagi yang sumbernya dari pemerintah yang diambil dari rakyat.

"Jadi ke depannya Parpol dapat melihat akan hal itu sehingga Pilkada dapat mampu memunculkan kepala daerah yang lebih baik, berkualitas serta efektif dan efisien untuk kemajuan daerah," ujar Mahasiswa jurusan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Alauddinn Makassar ini.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved