Meninggal Saat Tadarus & Puasa Sunah, Begini Sosok Aisyah Bahar di Mata Keluarga dan Teman-Temannya
Ica sapaan Aisyah, meninggal saat berdarus Al Quran dan menjalankan ibadah puasa sunah.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Hal ini benar-benar terjadi yaitu saat orang yang kita sayangi benar-benar meninggalkan kita, sungguh tidak ada
yang lebih penting kita lakukan kecuali bersabar, ikhlas dan ridha atas ketetapan-Nya. Rasulullah Sallallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya sabar itu ada pada benturan pertama.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i). Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, Yang dimaksud dengan sabar menurut
sabda nabi “sesungguhnya sabar itu ada pada benturan pertama” yaitu ketabahan hati pada saat musibah pertama
kali.
Icha adalah saudari seiman yang Aku sayangi karena Allah. Aku mengenalnya dalam perjuangan meraih puncak
menara keimanan dan keistiqomahan di sebuah Mushalla bercat hijau di Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Icha adalah sosok wanita yang Allah karuniakan kecantikan padanya, kesopanan, keramahan, dan
akhlak yang membuat seketika melihtnya hati terasa tenang.
Bukan hanya Aku yang merasa heran dengan kepergian Icha atau sebagaian orang juga memanggilnya Aisyah.
Banyak dari keluarganya dan teman-temanya yang lain heran, karena hari dan malam sebelumnya masih sempat
chat-chatan. Qadarullah, Allah menginkan segalanya, dilain sisi kesedihan dan rindu masih berwisata di hati,
dilain sisi Aku sangat bahagia dan menginginkan kematian seperti dirimu wahai adikkufillah Aisyah.
Aisyah In Syaa Allah Khusnul khatimah, Amin. Bersyahadat di atas pangkuan Ayahnya. Hmmm, Masih teringat
dengan sebutan Pappi. Maa Syaa Allah, pergi dengan bahagia, meninggalkan banyak kenengan disetiap sosok
yang pernah bertemu dengannya. Aisyah adikkufillah Engkau berencana untuk stay di Makassar mencari rezeki.
Tepat pada kamis malam tanggal 4 januari 2018, Icha berangkat dari kota bone dan tiba di Makassar kurang lebih
pukul 02.00 am, saat itu Icha berniat untuk puasa sunnah senin kamis dan sahur saat itu juga. Kemudian tidur
kembali di samping Ayahnya.
Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat
subuh berjamaah. Setelah shalat subuh Icha tidak langsung pulang, tapi mampir dimasjid untuk mengaji sejenak.
Setiba di rumah Icha menyempatkan cuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Icha. Saat itu Icha menanyakan
ke Kakaknya “ Ka’ Pakai Al-Qur’an saya nggak? Sang Kakak menjawab tidak Adek”. Kemudian Icha muroja’ah
Hafalan di depan Ayahnya. Sembari muroja’ah Hafalan, tiba-tiba Icha seperti orang yang akan pingsan dan
bersyahadat “ LAILAHAILLAH”. Diluar prasangka Ayahnya yang pada saat itu berada dipangkuannya, ternyata
Icha putri cantik Maa Syaa Allah berada pada zakaratul maut. Sang Ayah heran seolah-olah anaknya hanya
pingsan dan bermain-main karena tanda-tanda zakaratul maut sangat berbeda dengan sebagian orang yang telah
meninggal sebelumnya. Icha Pergi dengan begitu lembut dan tenang seperti Akhlak dan adab yang telihat
diparasnya dalam perjalanan hidup dunia ini.
Hidup di dunia ini sungguh singkat, suatu saat nanti dunia ini akan kita tinggalkan. Siapa yang pergi lebih dulu
dan siapa yang sesudahnya memang tidak ada hamba Allah yang tahu. Jadi apabila nanti yang tersayang pergi
lebih dahulu, semoga kita telah mampu berpikir, bersikap dan menjalani kehidupan ketika ujian datang dan
sesudahnya seperti yang dikehendaki-Nya. Semoga kita juga dapat bersikap sabar sejak benturan pertama. Saat
itu berlimpah pahala dan kemuliaan dari Allah sebagai karunia-Nya karena musibah merupakan penyaringan,
ujian, pengajaran, penyucian, pengampunan.
Maa Syaa Allah, tak ada kata yang pantas selain memuji kebesaran-Mu. Menghelah nafas yang panjang selamat
jalan Adikkufillah, saatnya hamba-hamba Allah mengantarkan jenazahmu kepersinggahan terkahir. Berharap
Allah memberikan kesempatan dan kematian seperti banyaknya kebaikan menyapa dirimu menjelang hari-hari
terkahirmu di dunia. Khusnul Khatimah In Syaa Allah.
Seseorang yang meninggal dalam kedaan khusnul khatimah akan dijamin surga baginya di akhirat kelak. Malaikat
maut pun dengan sangat hati-hati mengambil nyawanya karena orang tersebut merupakan hamba Allah
Subhanahu Wata’ala yang sangat disayangi-Nya. Ciri-ciri orang yang meninggal dalam keadaan khusnul
khatimah, yaitu meninggal dengan menyebut asma Allah Subhanahu Wata’ala dan meninggal dalam keadaan yang
baik seperti meninggal saat menunaikan sholat, saat berdzikir kepada Allah, dan lainnya.
Kematian adalah rahasia Allah Subhanahu Wata’ala dan tidak ada satupun makhluk yang mengatahui kapan ajal
seseorang akan mendatanginya. Orang-orang yang mendapatkan kasih sayang Allah Subhanahu Wata’ala akan
mendapatkan kematian dalam khusnul khatimah yaitu kematian yang diimpikan oleh setiap muslim.
Setiap muslim menginginkan kematian khusnul khotimah, yaitu kematian yang baik dan dirahmati oleh Allah
Subhanahu Wata’ala. Tidak semua orang dapat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, hanya orang-orang
tertentu saja yang dapat memilikinya yaitu orang-orang yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah
Subhanahu Wata’ala dengan sepenuh hati dan mengamalkan beberapa amalan secara rutin dan ikhlas hanya
semata-mata untuk Allah Subhanahu Wata’ala.
Selamat Jalan Adikkufillah (Andi Siti Aisyah ISB Binti H Bahar) Khusnuk Khatimah In Syaa Allah, Amin.
By: F,"
Baca: Ini Tiga Sukses yang Ingin Diraih Golkar di Pilkada Serentak
Ada juga pemilik akun Sri Asih Prameswarie yang menuliskan:
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, Subhanaallah pagi-pagi sekali Allah telah mengingatkan Aku akan pati datangnya sewaktu waktu, di kasih kabar katanya pingsan tp tetangga ku yg cantik ini saat ku datangi telah tiada, Subhanaallah mati yang husnulkhotimah de Aisyah Bahar, ketika sudah sholat subuh dn dalam keadaan puasa sunah, sedang murojaaah bersama ayahnya tiba-tiba pingsan dn tdak bernafas, padahal hari ini hari dimana kamu telah tunggu yaitu panggilan kerja di instansi pemerintah yg kmu pilih, tp apalah daya Allah lebih sayang kmu di banding urusan dunia ini..
kesantunanmu, kesholihan mu menjadi tauladan bagi kita yang masih hidup. Selamat jalan de, perjuangan mu hidup di dunia sungguh telah berakhir dn insyaallah membuahkan hasil yang sungguh luar biasa yang terkadang membuat ku iri,"