Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketua MUI Sulbar Usulkan 'Assamalewuang' Jadi Ikon Kerukunan

Namun, hingga kini Sulbar belum memiliki simbol kerukunan sebagai ciri khas kearifan lokal Sulbar.

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Ketua MUI Sulbar Usulkan 'Assamalewuang' Jadi Ikon Kerukunan
nurhadi/tribunsulbar.com
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Barat, KH. Nur Husain

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAJENE - Perkembangan kerukunan umat beragama di Sulawesi Barat (Sulbar) cukup menggembirakan.

Hal ini dibuktikan dengan indeks kerukunan tahun 2016 yang menempatkan Sulbar berada di posisi 69,98 persen.

Namun, hingga kini Sulbar belum memiliki simbol kerukunan sebagai ciri khas kearifan lokal Sulbar.

Mencermati hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Barat, KH. Nur Husain mengemukakan, pada dasarnya Sulbar memiliki modal kearifan, khususnya dalam hal menjaga dan merawat kerukunan.

"Kita ini punya istilah Assamalewuang. Filosofinya sangat kuat. Saya kira itu tepat kalau dijadikan sebagai ikon Kerukunan di Sulbar," kata Ulama Kharismatik ini.

Assamalewuang dalam bahasa Mandar berarti sebuah sifat yang lebih mengutmakan musyawaran dan mufakat dalam mengambil suaru keputusan atau lebijakan.

Ia mengemukakan, salah satu aspek pendukung laju dan berkembang pembangunan, karena ditopang oleh partisipasi rakyat.

"Wujud partisipasi itu salah satunya ada pada kerukunan.," tambahnya.

Sementara Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulbar, Darmansyah merespon positif gagasan tersebut. Sebab menurutnya, istilah Assamalewuang memiliki kemiripan makna dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika.

"Assamalebuang berasal dari akar kata malebu. Yang berarti bulat (sependapat). Assamalebuang dibaca assamalewuang. Hukum pengucapan bahasa Mandar: konsonan "b" yang diapit oleh vokal "e" dan vokal "u" diucapkan "w". Assamalebuang yang berarti kebulatan, mengandung makna kepaduan, keutuhan, dan keseluruhan. Jadi hakikatnya ada pada keinginan menyatukan perbedaan dalam semangat persatuan (Assamalebuang)," papar Darmansyah, yang juga sebagai Ketua DPRD Majene ini.

Untuk itu, ia merespon positif jika istilah Assamalewuang benar-benar dapat dijadikan sebagai ikon kerukunan di Sulbar.

"Tentu kita dukung. Dan bila perlu kita seminarkan secara lebih akademik. Agar ruang pertanggung jawaban publiknya benar-benar memiliki landasan rasional," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved