Terlanjur Terkena Difteri, Apakah Bisa Disembuhkan? Simak Penjelasan Dokter Ahli
Penyakit difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan bisa menyebabkan komplikasi kematian.
Dijelaskan oleh Prof.Dr.Sri Rezeki Hadinegoro SpA (K), walau penyakit ini mematikan tetapi sejatinya bisa dicegah dengan imunisasi. Tidak hanya pada anak-anak, imunisasi juga perlu dilakukan oleh orang dewasa karena kekebalan dari vaksin lama kelamaan akan berkurang.
"Saat ini banyak orang dewasa yang menjadi pembawa (carier) kuman difteri. Walau tidak menimbulkan gejala penyakit, tapi tetap bisa menularkan," katanya. (*)
Berita ini sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Bisakah Penyakit Difteri Disembuhkan?
Baca: Siapa Sangka! Jokowi Ternyata Pernah Dibuat Syok Putra Sulungnya, Gibran Rakabuming. Gegara Ini
Kenali Gejala Difteri dan Jenis Vaksinnya, Jangan Sampai Anak Terkena Penyakit Berbahaya Ini
Penyakit difteri kembali mewabah di Indonesia.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri.
Terdapat 622 kasus, dan 32 di antaranya meninggal dunia.
Semakin meluasnya wabah difteri, membuat Kementerian Kesehatan akhirnya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
Sebenarnya difteri merupakan penyakit lama.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, sejak tahun 1990-an, kasus difteri di Indonesia ini sudah hampir tidak ada dan baru muncul lagi pada tahun 2009.
Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae dan biasanya mempengaruhi selaput lendir hidung dan tenggorokan.
Biasanya, difteri menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar getah bening membengkak dan lemas.
Tapi, ciri difteri yang khas adalah munculnya pseudomembran atau selaput berwarna putih keabuan di bagian belakang tenggorokan yang mudah berdarah jika dilepaskan.
Hal ini yang menyebabkan rasa sakit saat menelan, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan jaringan lunak di leher yang disebut bullneck.