Satu-satunya Perempuan di TRC BPBD Bulukumba, Begini Kisah Erna
Ernawati merupakan wanita satu-satunya diantara 35 anggota TRC yang dimiliki BPBD Bulukumba saat ini.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Ernawati (26) tampak kontras di antara rekannya di Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulukumba.
Ernawati merupakan wanita satu-satunya diantara 35 anggota TRC yang dimiliki BPBD Bulukumba saat ini.
Berada di antara rekan-rekannya, Ernawati yang akrab disapa Erna itu tidak merasa risi sedikitpun, bahkan dirinya merasa lebih aman lantaran banyak yang menjaganya.
"Saya merasa aman, karena banyak yang melindungi saya, kami semua bersaudara, saling melindungi satu sama lain," tutur Erna, Selasa (19/12/2017).
Baca: VIDEO: Intip Simulasi Pertolongan BPBD Bulukumba di Pelabuhan Leppe
Menjadi bagian yang bermanfaat bagi orang lain, sudah menjadi keinginan Erna sedari dirinya menginjak bangku sekolah menengah pertama.
Keikutsertaannya dalam organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) ketika itu, mengantarkan Erna remaja merasa lebih senang ikut serta dalam urusan kemanusiaan.
"Saya lahir dari keluarga yang sederhana, tidak kaya dan tidak miskin, tidak ada harta berlebih yang bisa saya berikan kepada orang, maka dari itu, hanya tenaga yang bisa saya sumbangkan untuk mereka," Tutur Erna.
Menurut Erna, gender bukanlah alasan untuk menjadi anggota penanggulangan bencana, meskipun dibutuhkan fisik dan mental yang prima, namun yang paling utama adalah keinginan.
Baca: Kasus Korupsi di Bulukumba Mandek, HMI: Setiap Berjalan, Ada Pergantian Pejabat
Wanita pengagum mantan Putri Indonesia tahun 2005 Nadine Chandrawinata itu mengakui, bahwa pekerjaannya bukanlah pekerjaan yang mudah.
"Dulu saya hampir kena busur panah, waktu itu Kebakaran Jentak 2015. Masalahnya gara-gara salah komunikasi mengenai pembagian logistik. Untung saja mengenai bagian tenda di belakang saya," tutur Erna.
Kejadian tersebut tidak menurunkan sedikitpun niat Erna untuk menghentikan pekerjaannya itu.
Baginya, hal tersebut adalah faktor ketidaktahuan dari masyarakat saja.
Erna berharap, untuk remaja khususnya perempuan, agar lebih produktif.
Ia juga berharap kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk bantuan kemanusiaan.
"Perempuan juga bisa, yang penting ada kemauan," tutup Erna.(*)