Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Makassar 2018

Ini Membuat Tim DIAmi Pukul Meja dalam Pleno KPU Makassar

Tiba-tiba saksi Danny-Indira pukul meja lalu menunjuk-nunjuk panwas. Dia menantang

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: AS Kambie
muh abdiwan
KPU Makassar menggelar Pleno Jumlah Dukungan DIAmi, Jumat (1/12/2017) 

Hal itu menurut Mutmainnah diperkuat dengan adanya bukti rekaman CCTV hotel.

"Mengapa itu direkomendasikan, karena kita sepakat mengikuti aturan yang ada. Ini adalah rekomendasi yang dilengkapi bukti CCTV yang kami pantau di hotel. Itu (penyetoran dukungan) terlihat waktu yang ditetapkan lewat 4 menit sekian detik, dan itulah aturan. Saya saksikan sendiri di CCTV, dan itu valid, saya rekam dari HP saya," tutur Mutmainnah membela diri.

Mendengar penjelasan Mutmainnah, suara LO DIAmi mulai meninggi.

Ia balik mempertanyakan alasan panwaslu membuka rekaman CCTV tanpa melibatkan LO dan KPU, lalu kemudian mengambil keputusan untuk menangguhkan dukungan dalam kresek itu sementara LO dan KPU tidak dilibatkan.

"Mestinya melibatkan kami untuk membuka CCTV hotel, dan kami keberataan akan hal itu. Anda mengambil kebijakan dengan tak melibatkan paslon dan KPU. Memang dukungan paslon kami telah melewati jumlah, tapi artinya kebijakan tidak boleh diambil sendiri-sendiri. Saya menghargai koridor panwas, tapi ini anda mengambil keputusan secara pribadi," kata Abdul Haris dengan nada tinggi, sambil menunjuk Mutmainnah di depannya.

Saat Abdul Haris berbicara, Mutmainnah mencoba menimpali, namun belum sepatah kata dikeluarkan, salah satu tim paslon DIAmi menggebrak meja dengan begitu keras hingga membuat kaget seiisi ruangan.

"Hormati orang yang bicara, anda jangan memotong, seenaknya," kata pria yang duduk di samping Abdul Haris dengan suara tak kalah tinggi, dan juga sambil menunjuki Mutmainnah.

Saat Abdul Haris melanjutkan protesnya, gebrakan meja kembali dilakukan pria tersebut.

Penyebabnya, Mutmainnah menelepon saat sang LO yang malam itu memakai kacamata hitam sibuk mempertanyakan keputusan panwaslu. 

"Anda bekerja serius dong, anda tidak menghargai kami," kata Abdul Haris yang kembali mengagetkan seisi ruangan, bahkan membuat beberapa simpatisan DIAmi yang awalnya berdiri di luar ruangan ikut masuk menyaksikan perdebatan.

Mutmainnah yang sempat membela diri selanjutnya lebih banyak diam.

Komisioner KPU yang berada di sampingnya mencoba menenangkan situasi.

Mereka meminta tim DIAmi mengambil langkah administratif jika merasa keberatan.

"Kami akan menyurat ke bawaslu bahwa ini tindakan pribadi bukan kelembagaan," kata Abdul Haris menutup perdebatan malam itu.

Saling Tantang

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved