Bandara Ngurah Rai Dibuka, Penerbangan Dari dan Menuju Bali Mulai Normal Hari Ini
Pihak Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai telah mengevaluasi pentupan Bandara Internasional Ngurah Rai.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pihak Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai telah mengevaluasi pentupan Bandara Internasional Ngurah Rai.
Sebelumnya, bandara akan ditutup hingga Kamis (30/11/2017) hingga pukul 07.00 Wita namun dalam evaluasinya bandara akhirnya dibuka pukul 15.00 Wita Rabu kemarin.
General Manajer AirNav Indonesia Cabang MATSC, Novy Pantaryanto kepada Tribun Timur, Kamis (30/11/2017) mengatakan hingga pagi ini aktivitas di bandara mulai berangsur normal.
"Sampai dengan tadi malam dan pagi ini penerbangan berjalan dengan normal meskipun belum beroperasi sesuai dengan jadwal mengingat proses persiapan dan lain-lain," ujarnya.
Pesawat yang berangkat pertama kali kemarin sore pasca-dibuka kembali adalah Wing Air rute Bali menuju Malang pada pukul 16.15 Wita.
Novy mengatakan, untuk proses pemulihan seluruh aktivitas di bandara membutuhkan waktu hingga 24 jam ke depan.
"Untuk proses recovery maka Bandara Ngurah Rai akan beroperasi selama 24 jam sampai dengan tanggal 02 Desember 2017. Apabila diperlukan bisa diperpanjang," ucapnya saat melaporkan dari Crisis Centre Airnav Indonesia Kantor Cabang MATSC.
Giliran Ini Patut Diwaspadai
Gunung Agung berstatus Awas (level 4) terhitung sejak Senin (27/11/2017), pada pukul 06.00 wita.
Pada 26 November 2017 terjadi erupsi dengan ketinggian erupsi abu hingga 3300 meter dari puncak dengan arah selatan ke Timur-Tenggara.
Ada lebih dari 40.000 warga desa di sekitar Gunung Agung yang telah mengungsi sejak Sabtu (25/11/2017) malam. Mereka mengungsi ke desa-desa atau tempat lain yang berada di luar kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung.

Sebanyak 22 desa berpotensi terdampak erupsi. Seluruh desa tersebut berada dalam radius rawan erupsi sejauh delapan kilometer dari kawah Gunung Agung, ditambah perluasan sektoral ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan dan barat daya sejauh 10 kilometer.
Desa tersebut adalah Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Duda Utara, Amertha Bhuana dan Sebudi.
Padahal ada sekitar 90.000 orang sampai 100.000 orang yang berada di desa tersebut dan harus dievakuasi.
Akibat erupsi Gunung Agung, seluruh aktivitas di Bandara I Gusti Ngurah Rai terpaksa dihentikan sementara waktu hingga Kamis (30/11/2017), pukul 07.00 wita.
“Abu vulkanik Gunung Agung telah menutup ruang udara di atas Denpasar, sehingga dikarenakan alasan keselamatan, ruang udara tersebut tidak dapat digunakan sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar ditutup sementara," ungkap Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono dalam siaran persnya dilansir dari Kompas.com.
Selain di Bali, bencana alam juga melanda Yogyakarta. Hujan lebat mengguyur Yogyakarta dan sekitarnya sejak Selasa (28/11/2017) pagi. Bahkan hingga sore, hujan tak kunjung reda.
Akibatnya, beberapa daerah di Yogyakarta terpantau banjir dan mengalami longsor. Hal ini salah satunya disebabkan oleh siklon tropis (badai) Cempaka yang awalnya berada di sebelah selatan tenggara Cilacap.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Krido Suprayitno mengatakan, dampak dari cuaca ekstrem siklon tropis Cempaka adalah hujan deras yang mengakibatkan beberapa titik di DIY mengalami banjir.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, Kabupaten Gunung Kidul menjadi wilayah yang paling parah terkena dampaknya.
"Dari rekap data sampai dengan pukul 17.00 WIB, tercatat 29 titik banjir di seluruh DIY," ujar Plt Kepala BPBD DIY Krido Suprayitno saat ditemui di kantor Pusdalops BPBD DIY, Selasa (28/11/2017) malam dilansir dari Tribun Jogja.
Dari total 29 titik lokasi banjir, paling banyak terdapat di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan data BPBD DIY, terdapat 20 titik lokasi banjir tersebar di wilayah Kabupaten Gunung Kidul.
"Hari ini 20 titik banjir justru ada di Gunung Kidul, sembilan titik lainnya tersebar di kota, Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Artinya, ada fenomena dampak cuaca ekstrem akibat siklon tropis Cempaka berdampak langsung di Gunung Kidul," kata dia.
Krido menjelaskan, titik lokasi banjir di Gunung Kidul terbanyak se-DIY karena volume curah hujan yang turun lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
"Kenapa bisa terjadi ? Karena curah hujan di Gunung Kidul lebih dari 200 milimeter. Karena banyak daerah cekungan, timbullah banjir berupa genangan," tutur dia.
Curah hujan yang tinggi di Gunung Kidul juga menyebabkan debit air di sungai mengalami peningkatan sehingga beberapa sungai meluap dan menyebabkan banjir.
"Sungai yang meluap baik di pedesaan maupun di kota Gunung Kidul. Kami harap warga tetap selalu waspada dan semoga saja hujan semakin reda," ucap dia.
Ternyata dua peristiwa tersebut saling memengaruhi. Tahukah Anda, kehadiran Siklon Tropis Cempaka mengubah arah sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung?
Dari akun instagram BMKG @infobmkg, Siklon Tropis Cempakamemiliki kecepatan angin maksimum 65 km/jam dengan arah lintasan yang mengarah ke timur-tenggara mendekati wilayah Gunung Agung.
Jika Gunung Agung mengalami erupsi, abu vulkanik yang semula mengarah ke Timur-Tenggara berubah menjadi Barat Daya.
Hal ini terjadi karena pusat Siklon Tropis merupakan pusat tekanan rendah yang mampu merubah arah angin menjadi ke arah pusat Siklon Tropis tersebut.
Posisi Siklon Tropis Cempaka pada Selasa (28/11/2017) pukul 19.00 wib berada di perairan sebelah selatan Jawa Timur (55 km sebelah selatan Yogyakarta) dengan kecepatan angin maksimum 65 km/jam bergerak ke Barat-Barat Laut dengan kecepatan gerak 15 km/jam.
Diperikirakan posisi pada Rabu (29//11/2017) malam ini, posisinya berada di selatan Jawa Timur dengan kecepatan 75 km/jam dan bergerak ke selatan dengan kecepatan gerak 6 km/jam.
Dampak dari Siklon Tropis Cempaka ini, yakni terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Selatan Banten, selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.(*)