7 Fakta Gunung Agung, Tak Hanya Soal Letusan, ini yang Wajib Anda Ketahui
Selain berita letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang gunung Agung.
TRIBUN-TIMUR.COM - Letusan gunung Agung sejak beberapa hari yang lalu menyita perhatian publik.
Apalagi sejak beberapa hari yang lalu, akibat letusan gunung Agung bandara Ngurah Rai ditutup dan membuat para wisatawan tak bisa masuk ke Bali.
Selain berita letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang gunung Agung.
Dirangkum dari Smithsonian Global Volcano Program, Senin (27/11/2017) inilah beberapa fakta tentang gunung Agung.
1. Tertinnggi di pulau dewata
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl.
Gunung ini terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia.
2. Ada pura di lerengnya
Gunung Agung menyimpan salah satu Pura terpenting di Bali. Terdapat Pura Besakih yang terletak di lereng gunung ini.
Pura Besakih sendiri merupakan pura tertinggi di Bali.
Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1995.
Pura Besakih terdiri dari satu Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (satu Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya).
3. Gunung Agung pernah meletus besar pada 1963-1964
Letusan gunung Agung di 1963-1964, salah satu letusan gunung terbesar di abad ke-20. Letusan ini dimulai pada 18 Februari 1963 dan berhenti pada 27 Januari 1964.
Letusan ini juga disebut-sebut menurunkan suhu bmi sebesar 0,4 derajat celcius. Hal tersebut terjadi karena abu dan gas beracun dikeluarkan ke udara.
Diwartakan ABC News, Senin (27/11/2017), menurut Richard Arculus, seorang profesor Emeritus bidang geologi di Universitas Nasional Australia, ketika gunung Agung meletus 54 tahun lalu, ia memuntahkan sejumlah besar abu dan sulfur dioksida ke atmosfer.
Sulfur dioksida itu kemudian bereaksi dengan uap air di udara dan membentuk tetesan asam sulfat.
Sekitar 10 juta ton tetesan tersebut terakumulasi di stratosfer bumi dan membentuk kabut.
Kabut inilah yang kemudian bertindak sebagai penghalang dan mengurangi jumlah sinar ultraviolet (UV) dan menghasilkan efek pendinginan.
4. Gunung Agung tidak bisa didaki sembarang waktu
Saat ada upaca keagamaan gunung Agung ditutup untuk pendakian.
Aturan setempat menyebutkan bahwa tidak boleh ada yang lebih tinggi dari pura Besakih.
Untuk itu, saat Anda ingin mendaki gunung tertinggi di pulau dewata ini, perlu ke pura Besakih terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada upacara keagamaan atau tidak.
Puncak Gunung Agung sangat indah dengan pemandangan puncak Gunung Rinjani dan Kepulauan Nusa Penida.
Maka dari itu, banyak orang rela bersusah payah untuk dapat mendakinya.
5. Pernah terdeteksi anomali termal di gunung Agung
Anomali termal dideteksi oleh MODIS sepanjang tahun 2001-2002 di zona proksimal ke puncak gunung Agung.
Peringatan pertama terjadi pada 23 September 2001 dan yang terbesar terjadi pada 12 Agustus dan 5 Oktober 2002.
Semua peringatan tersebut terjadi di luar kawah puncak dan diasumsikan kebakaran dibandingkan aktivitas gunung berapi.
6. Pada 1989 sempat terekam gempa tektonik di sekitar gunung Agung
Pada Juli 1989, terpantau aktivitas fumarolik dan solfatorik (terbatas pada kawah) yang mengeluarkan lumut putih tipis yang secara berkala terlihat dari observatorium.
Pada akhir Juli, bahkan tercatat terdapat 69 aktivitas tektonik, 3 tipe vulkanik A, dan 6 kejadian tipe B vulkanik.
Selain itu, pada November tercatat juga ada aktivitas di gunung Agung.
Pengamatan dari obesrvatorium Rendang dan Bundakeling tidak menangkap kabut putih dari lapangan solfatara atau material yang terlepas dari dinding kawah.
Hanya saja, pada bulan November tercatat 59 tektonik dan dua guncangan vulkanik di gunung Agung.
7. Dikeramatkan
Masyarakat Hindu Bali menjadikannya sebagai tempat kramat yang disucikan.
Hal ini dikarenakan mereka percaya bahwa Gunung Agung tempat bersemayamnya para dewa.
Sebagai gunung kramat, kamu harus mendakinya dengan dipandu warga setempat.
Kamu juga tidak diizinkan mendaki bertepatan dengan upacara keagamaan.