Miris, Daraba Tinggal di Gubuk Berdinding Kain di Kota Enrekang
Di gubuk yang berbatasan langsung dengan sebuah hotel di Kota Enrekang itu, Daraba tinggal seorang diri.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Imam Wahyudi
Sesekali Ia juga mengisi waktunya dengan bekerja sebagai buruh bangunan demi sekolah anaknya.
"Saya kerja sebagai buruh bangunan dan juga pemulung, saya biasa pulang kerja sampai kalau sudah jam 1 malam," ujarnya.
Tak banyak yang ia dapatkan dari pekerjaannya itu, hanya dapat penghasilan paling tinggi Rp 30 ribu per hari dan bahkan, tak ada hasil sama sekali.
Sementara untuk kebutuhan makan sehari-hari, Daraba mengandalkan beras miskin (Raskin) bantuan dari pemerintah.
Itu pun, Raskin tersebut harus dibeli Rp 25 ribu per 15 Kilogram (Kg) setiap bulannya.
"Kalau bantuan saya hanya dapat bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan beras Rastra," tutupnya.
Berita Terkait