Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Di Unhas, MARS Indonesia Ajak Generasi Millennial Lirik Perkebunan Kakao

Menggelar seminar dan workshop literasi kewirausahaan Industri kreatif Sektor Pertanian Perkebunan bagi mahasiswa dan generasi muda

Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUNAWWARAH AHMAD
PT MARS Indonesia bersama Universitas Hasanuddin menggelar seminar dan workshop literasi kewirausahaan Industri kreatif Sektor Pertanian Perkebunan bagi mahasiswa dan generasi muda, di aula Prof Mattulada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Rabu (8/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- PT MARS Indonesia bersama Universitas Hasanuddin menggelar seminar dan workshop literasi kewirausahaan Industri kreatif Sektor Pertanian Perkebunan bagi mahasiswa dan generasi muda, di aula Prof Mattulada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Rabu (8/11/2017).

Kegiatan berupa seminar dan workshop tersebut, dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan terbuka untuk umum.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus berbagi pengalaman tentang upaya menggairahkan kembali produktivitas kakao Sulsel yang pernah mencapai masa gemilangnya di era 1990-an," kata Director Corporate Affairs PT Mars Arie Novel Iskandar.

Lanjut Arie Novel bahwa perusahaannya yang bergerak di bidang industri kakao, tergerak untuk mendorong minat generasi muda untuk menjadi petani milineal, tanpa meninggalkan sektor perkebunan yang sebenarnya potensial jika dikelola dengan baik.

"Salah satunya adalah melirik kembali perkebunan kakao yang belakangan ini sudah mulai ditinggalkan," tambah Arie.

Berkaitan dengan hal tersebut, MARS sebagai produsen kembang gula berbahan baku kakao, selain mengembangkan industrinya, MARS juga membangun ekosistem kakao.

"Dalam hal ini, tidak hanya mendorong pengadaan biji kakao yang unggul, tetapi juga bagaimana meningkatkan pendapatan petani dan kita hadir untuk mengajak generasi melenial menjadi petani," lanjut Arie.

Sementara itu, Pakar pertanian dari Universitas Hasanudin Dr Untung Suropati yang menjadi narasumber mengatakan, masa gemilang produksi kakao Sulsel yang pernah mencapai 700 ribu ton per tahun pada era 1990-an, namun kini tinggal kisaran 300 ton per ha dan akan terus menurun tahun berikutnya dan sudah perlu lahir kebijakan taktis untuk menyikapi kondisi di lapangan.

Untung mengatakan, pemerintah hendaknya memantapkan dan mengacu pada hasil riset sebelum menetapkan dan menerapkan kebijakan.

"Jangan sampai terulang lagi, kebijakan dengan tiga teknologi pertanian yang hasilnya belum optimal dirasakan petani hingga saat ini," kata Untung dalam kesempatannya.

Ketiga teknologi pertanian itu adalah semantic embryogenesis, sambung samping dan sambung pucuk. Sementara itu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indrayani yang juga menjadi salah satu pembicara pada seminar tersebut mengatakan, perlu mengubah mind set petani untuk mengembalikan kejayaan Sulsel sebagai produsen kakao terbesar skala nasional.

"Selain itu, generasi muda harus diarahkan menjadi petani milenial dengan mengubah mind set, setelah keluar dari perguruan tinggi bukan lagi mencari kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan," kata Indah.

Selain ahli pertanian Untung Suropati dan Bupati Luwu Utara Indah Putri, MARS juga menghadirkan peneliti INSIST Nurhasyim Sirimorok dan Cocoa Doctors Nahrul dari Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Sementara Ketua panitia yang juga Humas Unhas Ishak Rahman PhD mengatakan, kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama dua pihak dan mendapat sambutan positif dari sedikitnya 700 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar.  (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved