Hari Santri Nasional
Ini Tujuh Isi Deklarasi Santri Indonesia Timur di Makassar
Ikatan alumni santri se-Indonesia Timur menggelar halaqah akbar dan deklarasi santri Indonesia Timur
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Munawwarah Ahmad
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR- Ikatan alumni santri se-Indonesia Timur menggelar halaqah akbar dan deklarasi santri Indonesia Timur di aula KH Muhyiddin Zain, Universitas Islam Makassar (UIM), Kamis (2/11/2017).
Ratusan santri, anggota IKA santri se Indonesia Timur beserta para pengasuh sert pembimbing pondok pesantren Sulselbar hadir dalam acara tersebut.

Tak terkecuali sejumlah tamu undangan, seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel AGH Sanusi Baco, termasuk Kabag Kesra kota Makassar Aswis Badwi yang didapuk membuka Halaqag Akbar dan Deklarasi santri mewakili Walikota Makassar, Ramadhan Pomanto.
Hadir pula AGH As Syekh Sayyid Habib A Rahim Assegaf Puang Makka. Termasuk penulis buku Anregurutta Firdaus Mummmad.
Deklarasi santri Indonesia Timur sendiri merupakan bagian dari peringatan hari santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2017 lalu.
Ide deklarasi sendiri berdasarkan hasil pertemuan perwakilan-perwakilan UJA santri pada 29 Oktober lalu. Untuk deklarasi santri, dilakukan oleh para perwakilan IKA santri se-Indonesia Timur.
Adapun tujuh isi deklarasinya yaitu:
1. Kami santri Indonesia Timur berpegang teguh pada akidah aklusunnah waljamaah.
2. Kami santri Indonesia Timur mengukuhkan dan memlihata islam wasthiah sebagai santri Indonesia timur.
3. Kami santri Indonesia Timur siap berperan aktif mengamalkan nilai-nilai islam rahmatan lilalamin.
4. Kami santri Indonesia Timur siap berperan aktif menangkal segala bentuk radikalisme.
5. Kami santri Indonesia Timur siap berperan aktif menjaga Pancasila, UUD 1945; Bhineka Tunggal Ika dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
6. Kami santri Indonesia Timur siap berperan aktif menjunjung tinggi toleransi ummat beragama.
7. Kami santri Indonesia Timur siap menjaga khasanah keilmuan ean memelihara nilai-nilai kehidupan pondok pesantren serta bersedia menjadi pelopor pengawal muruah kiai dan ulama.(*)