Ketua Ansor Abrar Rahman Pembicara Mapaba PMII Maros, Ini yang Dibahas
Mapaba tersebut digelar di Gedung Diklat Perikanan, Desa Tupabbiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros
Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Ketua Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros, Abrar Rahman menjadi pemateri Masa Penerimaan anggota baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAI DDI Maros.
Mapaba tersebut digelar di Gedung Diklat Perikanan, Desa Tupabbiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sabtu (21/10/2017).
Saat membawakan materi, Abrar mengurai sejarah berdirinya PMII. Menurutnya embrio organisasi PMII berawal dari kongres ke-3 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) pada 27-31 Desember 1958 silam.
Mantan Ketua Carataker PMII Maros ini menambahkan, dalam konferensi besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta, diputuskan terbentuknya suatu wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU-IPPNU.
"PMII didirikan untuk memenuhi kebutuhan NU untuk pengembangan mahasiswa. NU sebagai partai politik waktu itu membutuhkan kader dengan kapasitas intelektual yang tinggi untuk memegang jabatan strategis," kata Abrar melalui rilisnya.
Pendirian PMII dimaksudkan, sebagai alat untuk memperkuat partai NU, yang tentunya sebagian besar programnya berorientasi politik.
Alasan kedua, suasana barbangsa dan bernegara waktu itu sangat kondusif untuk gerakan politik. Sehingga politik sebagai panglima betul menjadi kebijakan pemerintah Orde Lama.
"PMII sebagai bagian dari komponen bangsa mau tidak mau harus berperan aktif dalam konstelasi politik seperti itu," katanya.
Aktivis muda Nahdlatul Ulama Kabupaten Maros ini melanjutkan, berdasarkan keputusan Konferensi Besar (Konbes) di Kaliurang akhirnya dibentuk 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa.
Setelah itu, dilakukan musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960. Hasilnya, pemberian nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada 17 April.
Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringatan hari lahir PMII.
Nama PMII adalah usulan dari delegasi Bandung dan Surabaya, serta mendapat dukungan dari Surakarta.
Delegasi Yogyakarta mengusulkan nama Perhimpunan Persatuan Mahasiswa Ahlusunnah wal Jamaah dan Perhimpunan Mahasiswa Sunny, sedangkan utusan Jakarta mengusulkan (IMANU) Ikatan Mahasiswa NU, katanya.
"Tidak sampai setahun saat terbentuk, organisasi mahasiswa ini melakukan kongres pertamanya di Tawangmangu Surakarta dengan 13 cabang," ujarnya.
Selanjutnya, pada kongres kedua tahun 1963, sudah mencapai 31 cabang, 18 cabang merupakan cabang baru, tambahnya.
PMII berkeinginan untuk menjaga dan memelihara ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah. Ini mengingat aspirasi mahasiwa NU kurang terakomodasi dalam organisasi mahasiwa Islam yang sudah ada sebelumnya.