Tahukah Anda? Jakarta Punya 21 Gubernur. Etnis Jawa, Betawi Hingga Arab 2 Nasibnya Sangat Tragis
Etnis Jawa masih mendominasi yakni 35,17 persen disusul Betawi (27,65 persen), Sunda (15,27), Cina keturunan (5,52), Batak (3,61), Minang (3,18),
TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo resmi melantik Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Senin (16/10/2017) hari ini.
Anies-Sandi adalah pasangan pemimpin ke-21 yang memimpin Ibu Kota RI Jakarta. Proses pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan berlangsung meriah.
Ke-21 orang ‘gubernur’ itu memiliki sebutan yang bermacam-macam.
Baca: Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Video Detik-detik Choirul Huda Masuk Lapangan, Sudah Ada Tanda Kematian?
Baca: Lowongan Kerja - BUMN Ini Butuh Karyawan, Cek Sekarang Gaji Bisa Negosiasi
Ada yang disebut sebagai Wali Kota Kotapraja, Gubernur Militer, sampai sebutan gubernur (asli).
Mereka menduduki posisi tersebut ternyata juga lewat jalur yang beraneka ragam.
Ada yang ditunjuk oleh pemerintah pusat, diangkat sebagai pelaksana tugas (Plt), dipilih DPRD DKI, sampai dipilih secara langsung oleh rakyat Jakarta.
Latar belakang para gubernur Jakarta pun sangat beragam.
Dari segi profesi, ada yang sebelumnya berkarier di militer, seniman (pelukis), politisi, seniman, maupun birokrat murni.
Tetapi, dari berbagai profesi itu, gubernur yang memiliki latar belakang militer jumlahnya paling banyak.
Sejak era Orde Baru (Orba), tahun 1966 sampai setelah reformasi (2007), 6 Gubernur DKI Jakarta selalu berlatar belakang militer, baik dari TNI AD maupun TNI AL (marinir).
Dari sisi etnis pun tersebar dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Ada yang berasal atau beretnis Manado, Jawa, Sunda, Banten, Betawi, Arab, dan ada juga dari Batak.
Bisa jadi, beragamnya etnis para pimpinan di Ibu Kota ini merupakan cerminan dari heterogennya penduduk Batavia.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk BPS tahun 2000, di Jakarta setidaknya ada 10 kelompok etnis besar.
Etnis Jawa masih mendominasi yakni 35,17 persen disusul Betawi (27,65 persen), Sunda (15,27), Cina keturunan (5,52), Batak (3,61), Minang (3,18), Melayu (1), Bugis (0,59), Madura (0,56) dan etnis lainnya 7,45 persen.
Keturunan Arab Pertama Pimpin Ibu Kota
Anies Baswedan gubernur ke-21 miliki etnik keturunan Arab.
Nama lengkapnya Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. Lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 silam. Pria berusia 47 tahun ini merupakan anak pertama dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid.

Kedua orang tuanya dikenal sebagai akademisi. Ayahnya berkerja sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sedang sang ibu sebagai guru besar dan dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Ia merupakan cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Kakeknya ini tampaknya banyak menginspirasi Anies Baswedan. Mengingat kakeknya ini juga terjun di dunia politik.
Ia tercatat pernah menjadi Menteri Penerangan periode 2 Oktober 1946 sampai 1 Juli 1947, dan menjabat anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Menariknya lagi, Abdurrahman Baswedan ternyata pria keturunan Arab. Bahkan ia pernah mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI).
Lewat partai itu, Abdurrahman Baswedan menegaskan jati dirinya sebagai rakyat Indonesia yang punya kewajiban sama membela Tanah Airnya.
Ini berarti Anies Baswedan merupakan warga keturunan Arab pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Rekornya ini tak jauh beda dengan Ahok, yang menjadi warga keturunan Tionghoa pertama yang memimpin Jakarta.
Gubernur Terlama dan Terbanyak Presiden
Jokowi dan Ahok bisa jadi menjadi gubernur yang paling populer pada era saat ini.
Tetapi, masa bakti mereka tidak terlalu lama. Karya-karya monumentalnya pun belum terlalu banyak.
Adalah Gubernur Ali Sadikin yang memiliki masa jabatan terlama.

Letnan Jenderal marinir ini menjadi ‘penguasa Jakarta’ selama 11 tahun.
Dia dilantik menjadi gubernur pada 28 April 1966 dan mengakhiri jabatan itu tahun 1977.
Ali Salidikin bisa dibilang The Legend atau legenda Gubernur Jakarta.
Beberapa proyek yang sangat monumental dan terkenal adalah pembenahan daerah kumuh lewat program MHT (Mohammad Husni Thamrin).
Proyek peninggalan Bang Ali lainnya seperti Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, dan kota satelit Pluit di Jakarta Utara.
Bang Ali gubernur terlama, tetapi tahukah siapa Gubernur Jakarta yang paling banyak mengalami pergantian Presiden?
Dia adalah Letjen (Purn) Sutiyoso.

Mantan Pangdam Jaya ini menjadi Gubernur Jakarta menggantikan Soerjadi Soedirja pada 6 Oktober 1997.
Dia dipilih oleh DPRD DKI pada era Presiden Soeharto (Orba).
Dalam perjalannya, Soeharto tumbang di tengah jalan dan diganti oleh Presiden BJ Habibie tahun 1999.
Setelah Pemilu 1999, Presiden RI dijabat oleh Abdurrahman Wahid yang kemudian gantikan oleh Megawati Soekarno Putri sampai 2004.
Sampai tahun 2004, setelah ‘melayani 4 persen, Sutiyoso masih tetap menjawab Gubernur Jakarta.
Pemilu 2004, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih menjadi Presiden dann Sutiyoso masih tetap Gubernur DKI Jakarta sampai kemudian mengakhiri masa baktinya tahun 2007.
Dengan demikian, Sutiyo adalah Gubernur DKI Jakarta dengan lima pemimpin nasional (Presiden).
Beberapa karya monumental Sutiyoso adalah pemagaran kawasan Monas, pembangunan bus Transjakarta, dan penutupan kawasan lokalisasi terbesar di Jakarta, Kramat Tunggak, Jakarta Utara.
Bang Ali terlama, Sutiyoso terbanyak melayani Presiden RI, dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa dibilang gubernur paling tragis dalam mengakhiri masa jabatannya.
Ahok bukan hanya kalah saat bertarung dengan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2007, tetapi juga mengakhiri jabatan paling tragis.
Mantan Bupati Belitung itu mengundurkan diri dari Jabatan Gubernur DKI Jakarta pada 24 Mei 2017 setelah divonis bersalah pada 9 Mei 2017 dan dipenjara dua tahun.
Dia kini berstatus sebagai nara pidana (napi) dalam kasus penodaan agama (penistaan agama) dan dipenjara di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, sejak Mei 2017.
Kisah tragis lainnya dialami Henk Ngantung. Gubernur yang berlatar belakang seniman (pelukis) itu hidup miskin dan tetap tinggal di rumah kecil di Jalan Dewi Sartika, Gang Jambu, Cawang, Jakarta Timur.
Rumah itu sudah 6 bulan ini tidak berpenghuni.
Henk Ngantung adalah Gubernur DKI Jakarta nonmuslim pertama.
Tetapi, dia disebut-sebut terkait kasus komunis sehingga nasibnya tidak seberuntung mantan gubernur lainnya.
Jadi, meski ada 21 Gubernur DKI Jakarta, empat orang itu termasuk yang paling memiliki kekhasan dan cerita tersendiri terkait kepemimpinannya di Ibu Kota.
Inilah ke-21 Gubernur DKI Jakarta
1. Soewirjo (23 September 1945-November 1947) selama 2 tahun.
2. Daan Jahja (Gubernur militer, 1948-1950) selama 2 tahun.
3. Soewirjo ( 17 Februari 1950-2 Mei 1951) selama 1 tahun.
4. Sjamsuridjal (2 Mei 1951-9 November 1953) selama 2 tahun.
5. Sudiro (9 November 1953-29 Januari 1960) selama 7 tahun.
6. Soemarno Sosroatmodjo (29 Januari 1960-26 Agustus 1964) selama 4 tahun.
7. Henk Ngantung (26 Agustus 1964-15 Juli 1955) selama 1 tahun.
8. Soemarno Sosroatmodjo (15 Juli 1965-28 April 1966) selama 1 tahun.
9. Ali Sadikin (28 April 1966-1977) selama 11 tahun.
10. Tjokropranolo (1977-1982) selama 5 tahun.
11. Soeprapto (1982-1987) selama 5 tahun.
12. Wiyogo Atmodarminto (1987-1992) selama 5 tahun.
13. Soerjadi Soedirdja (1992-1997) selama 5 tahun.
14. Sutiyoso (6 Oktober 1997-7 Oktober 2007) selama 10 tahun.
15. Fauzi Bowo (7 Oktober 2007-7 Oktober 2012) selama 5 tahun.
16. Fadjar Panjaitan (Plt 8 Oktober 2012-15 Oktober 2012) selama 7 hari.
17. Joko Widodo (15 Oktober 2012-16 Oktober 2014) selama 2 tahun.
18. Basuki Tjahaja Purnama (16 Oktober 2014-9 Mei 2017, sebagai Plt dan Gubernur Difinitif) 3 tahun.
19. Soni Sumarno (Plt 28-Oktober 2016-11 Februari 2017 dan 7 Maret-15 April 2017).
20. Djarot Saiful Hidayat (9 Mei 2017-15 Oktober 2017, sebagai Plt dan Gubernur Difinitif) 6 bulan.
21. Anies Baswedan (16 Oktober 2017-16 Oktober 2022).
Berita ini sudah terbit di Wartakotalive.com dengan judul: Inilah 21 Gubernur Jakarta, Dari yang Terlama Terbanyak Presiden sampai Gubernur Paling Tragis