Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Teknik Unhas Diajak Teliti Teknologi Nuklir

kegiatan rutin yang setiap tahun diselenggarakan Batan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerjasama dengan Universitas Hasanudin (UNHAS) menggelar International Conference of Nuclear Energy Technology (ICoNET) dan Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN) di Kampus Teknik Unhas, Jl. Poros Bontomarannu, Gowa 

Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerjasama dengan Universitas Hasanudin (UNHAS) menggelar dua seminar sekaligus.

Yakni International Conference of Nuclear Energy Technology (ICoNET) dan Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir (SENTEN) di Kampus Teknik Unhas, Jl. Poros Bontomarannu, Gowa, Kamis (12/10/2017).

Kegiatan ini pun membahas perkembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto menjelaskan, kedua seminar ini merupakan kegiatan rutin yang setiap tahun diselenggarakan Batan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. 

"Seminar ini kita jadikan ajang sosialisasi teknologi nuklir di kalangan mahasiswa perguruan tinggi, maka tujuan utamanya disamping membahas perkembangan teknologi PLTN juga mempunyai misi mengenalkan dan mengajak dosen serta mahasiswa untuk terlibat dalam litbang teknologi nuklir,” jelas Djarot.

Menurutnya Indonesia sudah siap menyatakan Go Nuclear, ini terlihat dari infrastruktur yang sudah matang dalam pemanfaatan teknologi nuklir. 

"Dukungan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi nuklir untuk energi sangat tinggi, terbukti dari hasil jajak pendapat selama 3 tahun terakhir menjunjukkan angka di atas 70% masyarakat pro PLTN,"katanya dalam rilis yang diterima.

Meningkatnya dukungan itu serta merta mengubah persepsi negatif menjadi positif. Hal ini secara otomatis akan memberikan dukungan kepada pemerintah  dalam membuat keputusan ‘Go Nuclear’.

Dengan dorongan yang kuat dari masyarakat khususnya dari daerah yang dibarengi dengan pembuktian pemanfaatan teknologi nuklir non energi, maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang tidak lama kita mampu memanfaatkan teknologi nuklir untuk energi. 

Meski demikian, tantangan yang harus dihadapi masih banyak.

“Tantangannya masih banyak, sebagian kalangan masih menganggap sumber energi kita berlimpah, budaya keselamatan masyarakat masih rendah, sehingga ada keraguan penanganan teknologi beresiko tinggi seperti nuklir,"jelasnya.

"Siklus politik 5 tahun di negeri ini juga menjadi pertimbangan dalam memutuskan Go Nuclear,” tambahnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved