Teliti Aksara Lontara Bugis-Makassar, Siswa SMA Bajeng Wakili Sulsel di OPSI 2017

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MALANG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Olimpiade Penelitian Se-Indonesia (OPSI) 2017 yang bertema ‘Sosial Humaniora’, di kota Malang, Jawa Timur, 9-14 Oktober 2017.

OPSI adalah ajang para peneliti muda setingkat SMA.

Para peserta OPSI awalnya mengirim naskah laporan hasil penelitian kemudian melalui proses seleksi yang sangat ketat.

Tahun 2017 ini saja, ada 2.092 pendaftar dengan 1.207 naskah yang dikirim dari 1.729 SMA se-Indonesia.

Namun, hasil seleksi tersebut hanya ada 90 naskah yang diterima dengan peserta 173 finalis.

SMA Negeri 1 Bajeng, Kabupaten Gowa, menjadi satu-satunya sekolah yang mewakili Sulsel dalam ajang tersebut.

Sulsel sendiri berhasil mengirimkan 2 naskah dalam ajang bergengsi tersebut yang semuanya diwakili SMA Negeri 1 Bajeng.

Naskah yang terpilih pun dinilai sangat inovatif dan kreatif karena meneliti tentang revitalisasi aksara lontarak Bugis-Makassar.

Topik tersebut mendapat apresiasi dari pegiat pendidikan dan peneliti se-Indonesia sehingga para penulisnya, yakni Nurul Fauziah, Nur Anugerah Yusuf, Nurhidayanti, dan Desi berhak memamerkan dan mempresentasikan naskah mereka di depan para peneliti se-Indonesia.

“Kami sangat bangga bisa meneliti kearifan lokal Bugis-Makassar karena aksara lontarak adalah jati diri dan identitas kami sehingga kami sebagai generasi muda wajib mempertahankan tradisi dan budaya kami,” tutur Nurul Fauziah finalis OPSI SMAN 1 Bajeng kepada Tribun Timur. (*)