Gubenur Sulbar: Mogok Kerja Dokter karena Masalah Ini
Ia megatakan, seharusnya demi kemanusiaan, para dokter tersebut tidak melakukan aksi mogok, utamanya pada pelayanan vital seperti di Unit
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNSULBAR,COM, MAMUJU - Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar (ABM) menilai aksi mogok kerja dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulbar, adalah kesalahan komunikasi dengan para dokter dan pihak manajemen rumah sakit.
Hal itu diungkapkan Ali Baal, kepada TribunSulbar.com, saat ditemui usai melakukan rapat penandatanganan Nota Kebijakan Umum Perubahan Anggara (KUPA) APBD Perubahan 2017 bersama pimpinan DPRD Sulbar di gedung DPRD Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Senin (9/10/2017).
"Saya menilai ini merupakan suatu mis komunikasi denga pihak manajemen rumah sakit dalam hal pengadaan kebutuhan pelayanan," kata mantan Bupati Polman dua periode itu.
Ia megatakan, seharusnya demi kemanusiaan, para dokter tersebut tidak melakukan aksi mogok, utamanya pada pelayanan vital seperti di Unit Gawat Darurat (UGD) yang tidak boleh dihentikan.
"Kesehatan itu adalah hak asasi manusia, olehnya dokter tidak boleh mogok, adapun soal kekurangan nanti kita perbaiki karena ini betul-betul dalam masa transisi kepemimpinan saya," ujar Ali Baal.
Yang kedua lanjut ABM, ini disebabkan karena masa transisi proses perpindahan rumah sakit yang lama, ke gedung rumah sakit yang baru yang tidak lama lagi kita akan resmikan.
"Kita dilema, mau diperbaiki gedung yang lama, itu akan menelang biaya yang banyak, sementara dua bulan lagi akan pindah jadi memang perlu kesabaranlah," lanjutnya.
Ia mengatakan, mengenai permintaan para dokter yang menginginkan pencopotan Direktur RSUD, pihak pemerintah akan pertimbangkan sehingga, sehingga kata ABM, ia memerintahkan pihak Balitbangda dan Inspektorat turun melakukan penelitian sehingga ia tidak salah dalam mengambil keputusan.