Tapal Batas Wilayahnya Dicabut Warga Luwu, Begini Reaksi Bupati Toraja Utara
Menurutnya, posisi tapal batas itu telah disepakati kedua pemerintahan dan melibatkan tokoh masyarakat.
Penulis: Yultin Rante | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunToraja.com, Yultin Rante
TRIBUNTORAJA.COM, RANTEPAO - Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan naik pitam saat mengetahui tapal batas wilayahnya dirusak warga Desa Salubua, Kecamatan Bassesang Tempe (Bastem) Utara, Luwu, Sulsel.
Menurutnya, posisi tapal batas itu telah disepakati kedua pemerintahan dan melibatkan tokoh masyarakat.
"Sudah terlalu perbuatan mereka itu karena kita bangun atas persetujuan Bupati Luwu. Pertanyaan kami, kenapa bukan warga kami yang demo kami? Apa aksi protes ini tidak salah alamat?," ujar Kalatiku Paembonan, kepada TribunToraja.com, Sabtu (16/9/2017) malam.
Kalatiku juga menjelaskan, batas yang dipakai untuk Rantebua dengan Bastem adalah daerah lama saat masih Kabupaten Tana Toraja.
Baca: Warga Luwu Cabut Paksa Tapal Batas yang Dipasang Pemkab Toraja Utara
Rencananya, kedua pemerintah akan merapatkan persoala tapal batas itu lagi di arena Jumbara Daerah PMI Sulsel, Kecamatan Bua, Luwu, Minggu (17/9/2017) besok.
Personel Polres dan Kodim 1414 Tana Toraja juga telah dirurunkan ke lokasi untuk mengamankan perbatasan.
"Jangan bawa kami (Toraja Utara) dalam ranah atau persoalan politik, ini negara hukum," ucap Kalatiku.
Warga Desa Salubua, Kecamatan Bassesang Tempe (Bastem) Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, mencabut patok tapal batas yang dipasang oleh Pemerintah Kabupaten Toraja Utara.
Ada dua patok yang terpasang, yakni di Dusun Lengke dan di Dusun Rante Kalibu, Desa Salubua.
Baca: Warga Desa Salubua Blokir Jalan Toraja Utara-Luwu, Ini Sebabnya
Tapal batas yang dicabut warga pun langsung dikembalikan oleh warga Desa Salubua ke Kantor Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja Utara.
Warga Desa Salubua, menolak pemasangan tapal batas tersebut karena masuk di tanah ulayat atau tanah adat warga tersebut.(*)