Ikut Sosialisasi di BBPP Batangkaluku, Penyuluh Pertanian Diminta Lakukan Ini
Selain itu ia juga mengajak Pemda agar mengusulkan formasi penyuluh untuk mengantusipasi kekurangan tenaga penyuluh saat ini.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Ratusan Penyuluh Pertanian bersama stakeholder mengikuti kegiatan Pertemuan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian dan Sosialisasi Undang-undang Nonor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Jl Malino KM 3, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (11/8/2017).
Selain Penyuluh Pertanian, kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota se-Sulsel, Kepala BPP, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten/Kota, dan wakil TBL-TB PP.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dr. Ir. Momon Rusmono, dalam pemaparannya menjelaskan beberapa hal kepada para peserta yang hadir.
"Kami sampaikan bagaimana penyelenggaraan penyuluhan di Sulsel, dimulai dari aspek kelembagaan penyuluhan. Dari aspek itu, saya mengajak unsur-unsur Dinas, Kepala Bidang, termasuk Koordinator Jabatan Fungsional Penyuluh, agar mengoptimalkan balai penyuluhan dan Posluhdes," kata Momon.
Momon mengatakan, dengan optimalnya itu baik di tingkat kecamatan atau desa, penyuluhan pertaniaan akan bergerak.
"Kedua dari aspek ketenagapenyuluhan, saya mengajak para penyuluh baik PNS maupun THL tetap kerja keras. Kita akan meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan-pelatihan, bahkan untuk THL DBPP yang biasanya sepuluh bulan, tahun depan menjadi 11 bulan," kata dia.
Selain itu ia juga mengajak Pemda agar mengusulkan formasi penyuluh untuk mengantksipasi kekurangan tenaga Penyuluh saat ini.
"Sebagai pembina kepegawaian daerah, Bupati atau BKD mengusulkan formasi penyuluh sehingga kekurangan penyuluh bisa diatasi. Selain itu, juga dengan menumbuhkembangkan penyuluh swadaya. Aspek ketiga dari aspek kelembagaan, petani tidak hanya bicara petani dan gabungan kelompok tani saja," tuturnya.
Momon mengatakan, banyak masukan dari penyuluh yang diterima dan ia pun berharap masukan itu dapat bermanfaat bagi kemajuan di bidang pertanian.
"Mari kita tumbuhkan kelembagaan ekonomi petani, apakah dalam bentuk koperasi pertanian, kelompok usaha bersama, atau dalam bentuk-bentuk yang lain," ujarnya.
Ia juga mengajak kepada penyelenggara penyuluhan pertanian fokus kegiatannya di tingkat desa yaitu pemberdayaan petani oleh penyuluh.
"Fokus kegiatan sebagai lokus utamanya di balai penyuluhan. Saya minta latihan ke depan fokus di balai penyuluhan, sehingga balai penyuluhan itu benar-benar hidup sebagai tempat berkumpulnya pelaku usaha dan penyuluh, tetapi juga kegiatan di tingkat kecamatan yang berhubungan pertanian," harapnya.
"Terakhir saya mengajak penyelenggaraan penyuluhan harus mulai berorientasi pada teknologi informasi dan komunikasi. Mari kita kembangkan penyuluhan melalui dunia maya," sambung dia.