Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wisata Sulsel

Ingin Wisata Sejarah, Chinatown Makassar Bisa Jadi Pilihan

Beberapa bangunan yang dapat dijumpai adalah bangunan khas Belanda yang didominasi warna hijau

Penulis: Nurul Adha Islamiah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/NURUL ADHA ISLAMIAH
Salah satu bangunan berasitektur Belanda di Jl Jampea, Makassar 

Laporan Wartawan Tribun Timur Nurul Adha Islamiah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jika Anda berjalan-jalan ke kota Makassar, selain menikmati beragam sajian kuliner yang lezat, tak ada salahnya menyambangi sejumlah tempat bersejarah. Nah, kami merekomendasikan untuk mengunjungi salah satu tempat unik yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata.

Tempat unik ini adalah Chinatown (perkampungan China) yang berada di area Jl Jampea, Jl Sumba, Jl Sulawesi, Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Jl Ahmad Yani, dan Jl Nusantara.

Baca: Ini Alasan Mal Ratu Indah Bisa Jadi Tujuan Destinasi Belanja Anda Jika ke Makassar

Saat menyambangi kawasan Jl Jampea, wisatawan disuguhkan dengan beragam jenis bangunan. Beberapa bangunan yang dapat dijumpai adalah bangunan khas Belanda yang didominasi warna hijau. Kabarnya, rumah ini dihuni oleh sepasang suami istri beretnis Tionghoa.

Baca: Mau Berburu Oleh-Oleh Khas Makassar Sambil Nongkrong? Ini Lokasinya

Bentuk bangunannya dua lantai bergaya klasik. Arsitekturnya menyerupai villa Yuliana yang berada di kota Watansoppeng, kabupaten Soppeng, 160 km sebelah utara kota Makassar.

Bangunan khas Belanda ini berhadapan dengan Warung Kopi Phoenam. Telah hadir sejak 1946 silam. Menurut owner Warung Kopi Phoenam, Soni, ia merupakan generasi ketiga pengelola warung kopi yang konsisten menyajikan olahan kopi Toraja kepada para pengunjung.

“Phoenam merupakan bahasa Tiongkok yang berarti tempat persinggahan. Saat ini telah berkembang menjadi tiga outlet di kota Makassar. Telah memiliki segmen pelanggan tersendiri karena konsistensi cita rasa yang kami hadirkan sejak lama. Kebanyakan pengunjung merupakan pegawai kantoran maupun para pengusaha,” katanya.

Di sepanjang Jl Jampea, bangunan lainnya yaitu Wisma Jampea, Hotel Yasmin, dan beberapa rumah warga.

Untuk pusat kegiatan bagi masyarakat yang berdomisili di Chinatown, berpusat di Jl Sulawesi. Area ini sering menjadi lokasi pertunjukkan kesenian rakyat. Baik berupa barongsai, tari-tarian, event kuliner, dan perayaan perayaan Imlek.

Di perkampungan Cina, selain bangunan yang berarsitektur kuno gaya cina, wisatwatan juga akan disuguhkan berbagai macam sarana dan prasarana bangunan bergaya modern dan unik.

Seperti kehadiran beberapa klenteng di Jl Sulawesi, kehadiran Hotel Dinasty yang memiliki arsitektur bangunan sangat identik dengan nuansa oriental.

Chinatown merupakan kota tua di masa dinasti ming, dimana sekitar abad ke-16 mereka berkunjung ke pesisir pantai selatan di seputaran Benteng Rotterdam untuk berdagang, namun seiring perkembangan usaha, mereka pun akhirnya menetap dan membentuk suatu komunitas di pesisir pantai, tepatnya diseputaran jalan Nusantara, Ahmad Yani hingga di Jl Wahidin Sudirohusodo kota Makassar. (*)

Keunggulan
Di area Chinatown, pengunjung disajikan dengan keberagaman bangunan berarsitektur modern dan klasik. Baik bergaya Eropa maupun oriental. Pengunjung juga dapat mengetahui sejarah berdirinya perkampungan Cina di kawasan ini.

Akses
Kawasan perkampungan Cinatown berjarak tempuh 30 (19.3) km dari bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Hotel
Terdapat beberapa hotel di sekitaran Chinatown yakni Hotel Dinasti, Hotel Yasmin, Wisma Jampea, dan lainnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved