Pilu! Kehilangan 3 Anak Sekaligus Hanya Dalam Waktu 4 Tahun, Kisah Wanita Ini Viral di Facebook
nak bagaikan harta yang ternilai yang dititipkan tuhan untuk manusia. Kehilangan anak, orangtua mana yang tidak merasa hancur?
Dari situ perjuangan bolak balik RS kami dimulai. Setiap hari menikmati antrian BPJS yang super padat. Dan kami mulai menikmati touring rumah sakit seperti ini.
Alhamdulillah.. selama 1.5 bulan Nay terapi semua perubahan keliatan. Nay mulai aktif lagi dan aku yakin sekali penyumbatan itu sudah tidak ada lagi. Nay sudah kembali normal seperti anak-anak lainnya, dan kami tetap kontrol ke rumah sakit
Sampai suatu hari, Nay demam dan hilang kesadaran, kami pontang panting mencari RS yang ruang PICU nya kosong. Nay koma selama 48 hari dan ia akhirnya menyusul kakaknya, Kevin, di surga.
Nay kekurangan oksigen terlalu lama sehingga membuat kerusakan di otak, atropi otak. Sepanjang aku membaca artikel tentang itu aku meneteskan air mata sepanjang hari.
Sampai detik detik terakhir Nay didiagnosa sepsis, infeksinya sudah menjalan ke organ-organ vital.
Aku mendoakan Nay setiap waktu, berdoa untuk kesembuhan dan kesehatannya.
Dan saat aku melihat tubuh anakku mulai memerah (kata dokter itu pembuluh darah yang sudah mulai pecah) dan kurus serta diagnosa baru selain bronchopneumonia, aku mulai berusaha ikhlas.
Di PICU aku bertemu banyak orang. Aku bertemu banyak kisah mengharukan yang aku rasa lebih berat cobaannya dariku. Di situ aku merasa malu pernah marah pada Allah.
Dukungan teman teman baik secara fisik, materi, dan semangat lain membuat aku tetap bisa tegar.
Selama Nay di ruangan itu, sudah sekitar 30 anak yang meninggal. Dari situ aku mulai menyiapkan mental bahwa sewaktu-waktu bisa saja giliran anakku, karena mereka bilang kalau sudah masuk PICU peluang hidup ya 50%.
Setiap aku dapat kesempatan bersama Nay di PICU, aku selalu berbisik ke telinganya sambil menahan tangis.
“Dek., kalau kamu udah gak kuat.. bunda udah ikhlas sayang. Bunda ga tega lihat kamu kesakitan setiap hari, pulanglah nak.. Tapi kalo kamu masih kuat, ayo Nak kita berjuang sama-sama. Bunda sama ayah tidak pernah berhenti berdoa untuk kamu". Dan setiap kali aku berbisik, Nay menggenggam tanganku seolah-olah berat meninggalkanku.
Dan akhirnya ia benar benar pergi di saat subuh, saat matahari belum menyapa melalui jendela rumah sakit.
Kalau orang bertanya apa yang membuatku masih waras sampai sekarang setelah kehilangan?
Aku ingat janji Allah bahwa Ia tidak akan memberi ujian melewati batas kemampuan hambanya.
Dan ketika bertemu orang orang yang terus mengucapkan “Trias yang kuat ya, trias kamu hebat banget” sejujurnya itu malah membuatku flashback kepada kenangan kenangan itu.
Aku mengerti mereka mendukung dan menghiburku, namun bolehkan ucapan yang datang kepadaku adalah doa
“Trias semoga hamil lagi kembar yaaa” hehe semacam itulah.
Setelah Nay pergi aku gamang, apa yang akan aku lakukan selanjutnya? Aku butuh uang, biaya rumah sakit tidak sedikit dan kami harus melanjutkan hidup.
Tapi untuk bekerja kembali menjadi karyawan aku masih tidak bisa, jadi sekarang aku sedang mencoba melakukan hal yang aku bisa, apa saja yang halal sembari menunggu keajaiban. Aku ingin punya anak lagi, tiga.
Bismillah, doakan aku, doakan kami,"
Cerita ini tentu saja langsung menarik simpati di kalangan netizen.
"smga allah mmbri kn kbhgiaan kmbli, kpda yg dpt ujian itu, dengan mmbrikn ank kmbar cewe cowo, aminnn..."
"Amiin semoga cepet dapet momongan lagi dan dibr kesehatan utk sidedek yg akn dtg ya bu..." (*)
Berita ini sudah diterbitkan di TribunSolo.com