Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idulfitri 1438 H

Jangan Salah, 'Minal Aidin Wal Faizin' Ternyata Artinya Bukan 'Mohon Maaf Lahir Batin', tapi Malah

Ucapan selamat Idulfitri dan disertai dengan 'Minal aidin wal faizin' merupakan

Editor: Edi Sumardi
ISLAMEDIA

"Kapan menikah?"

Pertanyaan tersebut bagai momok yang menghantui pria dan wanita, notabene sudah bekerja dan berusia cukup matang, tetapi masih membujang, saat ada pertemuan keluarga besar.

Misalnya, pada Hari Raya Idulfitri yang sebentar lagi akan tiba.

Pada momen tersebut, biasanya dijadikan ajang bagi umat muslim di Indonesia untuk bersilahturahmi ke kerabat dan sanak saudara.

Nah, pada saat itulah, pertanyaan soal kabar, dan kapan menikah pun jadi hal yang tak terlewat.

 Psikolog klinis di Ad Familia Indonesia Mona Sugianto mengatakan, pertanyaan kapan menikah merupakan hal biasa pada kebudayaan timur.

Apalagi bagi masyarakat Indonesia, menikah adalah status yang penting.

Masalahnya, lanjut Mona, masing-masing orang punya jalan hidup berbeda.

Ada yang belum mau menikah, dan ada juga yang ingin tetapi belum mendapatkan pasangan.

“Pertanyaan kapan menikah itu adalah pertanyaan biasa, hanya saja ada orang yang merasa sensitif karena merasa terancam,“ kata Mona saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2017).

Ketika orang merasa terancam, ujar Mona, yang muncul adalah mekanisme bertahan.

Dia ingin melindungi diri supaya harga diri sebagai manusia tidak terusik oleh pertanyaan itu.

Tiga tipe orang merespons

Mona membagi tiga tipe kepribadian orang dalam merespons pertanyaan kapan menikah.

Pertama, adalah mereka yang menjawab dengan ringan atau easy going.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved