Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Salut Buat Nomor Punggung 12 PSM Makassar

Siapakah pemilik nomor punggung 12 di tim juku eja, PSM Makassar? Tidak lain adalah para suporter.

Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Sejumlah Suporter Kreatif PSM Makassar yang tergabung dalam The Macz Man merayakan hari jadinya di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sabtu (4/2/2017) 

Oleh: Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur.

Siapakah pemilik nomor punggung 12 di tim juku eja, PSM Makassar? Tidak lain adalah para suporter. Siapa pun dia, dari mana pun kelompoknya, hingga individu, semua berhak memakai nomor 12 di punggungnya.

Manajemen PT Persaudaraan Sepakbola Makassar ketika menggelar launching kostum tim tahun 2016 di kompleks Mari Mall, Makassar, telah menghibahkan nomor punggung tersebut kepada para suporter.

"PSM tidak akan pernah lagi memakai nomor punggung 12. Nomor itu telah kami hibahkan kepada suporter," ujar CEO PSM, Munafri Arifuddin saat itu, yang disaksikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Walikota Makassar Danny Pomanto.

Baca: Bernilai Historis, Jersey Logo Baru PSM Akan Diserbu Suporter

Ketika menyaksikan pertandingan antara PSM Makassar dan Persija Jakarta, Minggu (30/4/2017) lalu di Stadion Andi Mattalatta saya benar-benar merasakan suatu keistimewaan. Bukan saja karena kehadiran Wapres Jusuf Kalla, juga karena sikap dan perilaku "nomor punggung 12" yang istimewa.

Suporter cantik yang tergabung dalam Maczgirl, Anindya Putri Andira
Suporter cantik yang tergabung dalam Maczgirl, Anindya Putri Andira (HANDOVER)

Patut diapresiasi, diacungi dua jempol tinggi-tinggi.

Betapa tidak, selama pertandingan berlangsung, ketertiban dan kepatuhan pada aturan benar-benar ditegakkan.

Tidak ada satupun lemparan ke dalam lapangan, walaupun wasit sering "berulah", mengesalkan.

Kendati demikian, kemeriahan dan kegairahan menonton tetap berlangsung seperti biasa.

Menyanyi, menari, dengan gerak dinamis seperti sebuah cipta kereografi, membentuk konfigurasi, tak kalah dinamis dari sebelumnya.

Dan ketika barang bawaan dibatasi masuk masuk stadion, lantaran ketatnya protokoler pengamanan laiknya standar prosedur Paspamres, tak membuat mereka mati gaya.

Lampu senter dari handphone yang dibawa masuk serentak dinyalakan membentuk konfigurasi indah mewarnai sekeliling stadion.

Suporter di tribun tertutup, yang biasanya anteng duduk manis, seolah terkomando berdiri, menyalakan lampu senter handphone dan bernyanyi.

Baca: Patut Dicontoh, Suporter PSM Sambut Kehadiran The Jak

Lagu yang dinyanyikan pun sama dan secara serentak, menunjukkan betapa suporter benar-benar bisa bersatu dan menyatu.

Stadion pun bergemuruh, memekakkan telinga dan seolah hendak merontokkan jantung.

Situasi itu tak ubahnya penabuhan genderang perang yang bertalu-talu mengiringi serangan maut "Anak-anak Ramang", sampai Pluim benar-benar menjebol gawang Persija. Merinding.....!

Baca: Suporter PSM Teriak Stadion Baru, Ini Respon JK

Terapi itulah hakikat sesungguhnya, mengapa "Nomor 12" itu diberikan kepada suporter. Karena suporter merupakan bagian tak terpisahkan dari PSM. "Sakitnya" PSM adalah duka suporter. Kemenangan tim, menjadi kebahagiaan suporter.

Suporter berulah, melanggar aturan ketertiban pertandingan, acapkali melukai manajemen, setidaknya panitia, karena harus membayar denda.

Seperti berulang kali dikatakan CEO PSM, Munafri Arifuddin, PSM itu bukan hanya milik Bosowa.

Bukan hanya Persatuan Sepabola Makassar sebagai klub, bukan pula hanya Persaudaraan Sepakbola Makassar sebagai entitas perseroan.

PSM juga adalah akronim dari Pemain, Suporter, Manajemen.

Boleh jadi memang takdirnya.

Semua itu bisa cocok. Manajemen PSM benar, menghibahkan nomor punggung 12 itu kepada suporter.

Kalian, para suporter adalah darah daging PSM. Menjaga sikap dan perilaku sama dengan ikut bermain di lapangan, kapan pun dan mana saja.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved