Ujian Nasional 2017
UNBK, Siswa Kepulauan di Makassar Terpaksa Jauh dari Rumah
Sebanyak 184 siswa dari kelima SMP tersebut menyeberang ke daratan kota Makassar sejak Senin (1/5/2017).
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribin Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Negara menerapkan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun tak menyediakan fasilitas memadai di Sekolah yang terletak di Kepulauan.
Siswa-siswa sekolah pun menempuh jarak berjam-jam dan meninggalkan kampung halamannya demi menempuh salah satu jejang demi melanjutkan tingkat pendidikannya.
Kondisi ini mengahampiri siswa lima Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terletak di jajaran kepulauan kota Makassar. Yakni SMPN 38 (Pulau Kodingareng), SMPN 39 (Barangcaddi), SMPN 41 (Lae-Lae), SMPN 42 (Bone Tambun) dan SMPN 43 (Langkai).
Baca: VIDEO: Harapan Kepsek MTsN 1 Makassar Jelang UNBK
Baca: VIDEO: Persiapan SMPN 6 Makassar UNBK 2 Mei
Kelima SMP tersebut tetap mengikuti sistem UNBK, meski secara realitas fasilitas dan kondisi tidak memadai. "Listrik saja hanya menyala pada jam 6 malam sampai jam 6 pagi. Bagaimana bisa ada penunjang lainnya juga seperti komputer, belum lagi masalah jaringan internet," ucap Nurhayati Tombor, Kepala SMPN 38 Makassar.
Salah satu cara mengtaktisi yakni memindahkan lokasi ujian ke kota Makassar. Sebanyak 184 siswa dari kelima SMP tersebut menyeberang ke daratan kota Makassar sejak Senin (1/5).
Mereka berada di Makassar dan ditempatkan di Gedung PHI Jl Laiyya hingga tiga hari kedepan. Sedangkan untuk lokasi ujiannya akan ditempatkan di SMKN 4 Makassar.
Kondisi ini membuat anggaran pun meningkat. Bukan hanya pada persiapan UNBK melainkan adanya biaya tambahan seperti sewa kapal, penginapan dan gedung ujian.
"Tetapi semua ini sudah ditanggung Dinas jadi kita tinggal datang," kata Nur Asyah, salah satu siswa SMPN 38.
Nur Asyah mengatakan jika dirinya tetap bersemangat mengikuti UNBK. Namun menurutnya alangkah lebih baik jika di kampung sendiri.
"Maunya tetap di sekolah, kalau kita sebelum berangkat dapat doa langsung dari Orangtua. Jadi kita juga semangat," katanya.
Cerita berbeda disampaikan oleh salah satu guru SMPN 41 Makassar, Syafruddin (33). Sekolah yang terletak di salah satu kepulauan terluar Makassar, Langkai, hanya membawa 10 siswanya.
Padahal yang terdaftar sebanyak 16 siswa. Syafruddin menerangkan jika enam siswanya mengundurkan diri, lima diantaranya laki-laki lebih memilih ikut berlayar mencari ikan bersama orangtuanya.
"Pergi tangkap ikan dia tidak pulang-pulang, saya sudah ajak tapi mereka tidak mau jadinya cuma ada 10 siswa kami yang ikut," ucapnya.(*)