VIDEO ON DEMAND
VIDEO: Garda Lontara Sakti Tuntut FKKPI Minta Maaf ke Mukhtar Tompo
Sebelum ke kantor gubernur, mereka juga menggelar aksi di persimpangan Fly Over dan Mapolda Sulsel.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Ratusan anggota Garda Lontara Sakti Sulawesi Selatan menggelar demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (28/4/2017).
Mereka merespon demonstrasi Forum Komunikasi Putra-putri TNI-Polri (FKPPI) Sulsel di depan kediaman pribadi Mukhtar Tompo, Kamis (27/4/2017).
Sebelum ke kantor gubernur, mereka juga menggelar aksi di persimpangan Fly Over dan Mapolda Sulsel.
Garda Lontara Sakti adalah kelompok paguyuban yang didirikan langsung oleh Mukhtar Tompo sejak 2008 silam.
Safriadi menambahkan Anggota Lontara Sakti tersebar di hampir semua pelosok Jeneponto, Takalar, Gowa, Makassar.
“Tingkatan keahlian anggota Lontara juga berbeda-beda. Yang pakai baju loreng dan baret merah adalah kader inti, atau pasukan khusus yang dimiliki oleh Garda Lontara Sakti,” katanya.
Mukhtar Tompo juga pernah merintis kerjasama dengan Yayasan Fajar Bela Negara untuk mendidik anggota Garda Lontara Sakti dalam Pelatihan Bela Negara di Rindam VII Wirabuana, Pakkatto.
Lontara Sakti menyampaikan enam tuntutan:
Pertama, mengutuk keras tindakan FKPPI Sulsel yang melakukan demonstrasi di kediaman pribadi Anggota DPR RI Mukhtar Tompo.
Menurut mereka tindakan ini merupakan pelanggaran atas UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Kedua, Garda Lontara Sakti menuntut FKPPI meminta maaf kepada Mukhtar Tompo atas demonstrasi yang dilakukan di kediaman pribadi tersebut.
Jika FKPPI tetap ngotot menggunakan logika kekuatan untuk memaksakan kehendak, maka Garda Lontara Sakti dengan ini menyatakan siap berhadapan dengan siapapun yang berusaha memberangus kebebasan berpendapat di era demokrasi saat ini.
Ketiga, meminta semua kalangan pro-demokrasi untuk merapatkan barisan.
Menurut Lontara Sakti, demokrasi di Sulsel dalam ancaman para predator kebebasan berpendapat. Jika masyarakat sipil diam, maka sesungguhnya kita sedang menyambut kematian demokrasi.