Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yayasan Hadji Kalla Penyuluhan Psikoedukasi di Kepada Siswa di Pampang, Ini Tujuannya

Kegiatan itu menargetkkan siswa kelas 4, 5 dan 6 di lima sekolah dasar yang berada di Pampang.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
HANDOVER
Yayasan Hadji Kalla menggelar penyuluhan psikoedukasi kepada Siswa di Pampang 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Maraknya kasus narkoba dan kejahatan seksual membuat kalangan masyarakat resah apalagi yang terjerumus dengan kejadian seperti ini adalah anak-anak yang masih di bawah umur.

Anak-anak merupakan generasi yang paling rentan terkena narkotika dan kejahatan seksual.

Dari rilis yang diterima Tribun, Meita A Kuncoro selaku Penanggungjawab Program Parenting dan Pengembangan Kesehatan Yayasan Hadji Kalla mengatakan, hal ini menjadi perhatian khusus mereka dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) untuk mengawal anak-anak, remaja hingga orangtua di dua kelurahan binaan Yayasan Hadji Kalla.

Baca: Kamu Mahasiswa Tingkat Akhir, Ikut Kompetisi Beasiswa Tugas Akhir Yayasan Kalla

Baca: Yayasan Kalla Sediakan Beasiswa Tugas Akhir bagi Mahasiswa Unismuh

Dua kelurahan tersebut yakni Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang dan Panambungan, Kecamatan Mariso.

Kegiatan itu menargetkkan siswa kelas 4, 5 dan 6 di lima sekolah dasar yang berada di Pampang.

Penyuluhan ini dilaksanakan di tempat yang berbeda selama satu hari, yakni di ruang kelas SD Inpres Pampang I, SDN Pampang dan SDN Panaikang 21 dan 22.

Sebanyak 174 siswa yang turut berpartisipasi dan mengikuti penyuluhan yang dibawakan langsung oleh salah satu anggota HIMPSI, Rabu, (26/4/2017).

Dua poin penting yang disampaikan dalam penyuluhan ini, terkait bagaimana memberikan pemahaman bagian dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, sehingga dapat melindungi dirinya dari tindak pelecehan seksual ataupun pemerkosaan.

Serta, bagaimana sejak dini, siswa mengetahui bahaya narkotika terhadap tubuh yang berdampak pada prestasinya di sekolah dan masa depannya.

“Kita harus mengajarkan kepada anak-anak dengan pemahaman yang benar bahwa melindungi diri itu penting, tanpa bekal diri, anak-anak sangat mudah terjerumus,” tutur Bonita Mahmud, yang juga sebagai Dosen Psikologi Universitas Negeri Makassar.

Siswa yang mengikuti penyuluhan diajarkan untuk melindungi area yang tidak boleh disentuh orang lain seperti mulut, dada, kemaluan dan bokong.

“Tak hanya penyuluhan psikoedukasi, pemahaman awal tentang narkoba kami berikan kepada siswa dengan bahasa anak-anak, karena takutnya jika diperkenalkan secara vulgar, bisa membuat anak penasaran,” lanjutnya.

Metode yang digunakan adalah metode bermain, dan dilakukan dengan memisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan.

Bonita juga mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu menyayangi tubuh dan nonton bersama tentang pelecehan seksual yang dilakukan keluarga terdekat.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved