Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wow, Ini Mahar Mantan Wawali Parepare Nikahi Gadis Bangsawan Bone, Total Rp 1,4 Miliar

Pernikahan itu setelah Tajuddin Kammisi melamar gadis muda itu dengan uang panai Rp 150 juta ditambah 200 gram emas.

Penulis: Justang Muhammad | Editor: Mahyuddin
justang/tribunbone.com
Gadis bangsawan Bone, Andi Fitri(25) yang dinikahi mantan Wakil Wali Kota Parepare Tajuddin Kammisi, di Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Sabtu (23/4/2017). 

TRIBUNBONE.COM, BENGO - Mantan Wakil Wali Kota Parepare, Tajuddin Kammisi (70) baru saja menikahi gadis bangsawan Bone, Andi Fitri yang berusia 25 tahun.

Ijab qabul Tajuddin Kammisi dengan Andi Fitri dilangsungkan di kediaman mempelai wanita di Dusun Tanah Tengah, Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Bone, Sabtu (22/4/2017).

Pernikahan itu setelah Tajuddin Kammisi melamar gadis muda itu dengan uang panai Rp 150 juta ditambah 200 gram emas.

Baca: Beda 45 Tahun, Mantan Wakil Wali Kota Parepare Nikahi Gadis Bone Berusia 25 Tahun

Tak hanya itu, Tajuddin juga memberikan mahar mobil merek Honda seharga Rp 600 juta dan rumah type 45 di Makassar senilai Rp 700 juta.

Mantan Wakil Wali Kota Parepare, Tajuddin Kammisi (70) menikahi gadis bangsawan Bone, Andi Fitri (25)
Mantan Wakil Wali Kota Parepare, Tajuddin Kammisi (70) menikahi gadis bangsawan Bone, Andi Fitri (25) (justang/tribunbone.com)

"Jika ditotal semua pemberian mempelai pria bisa jadi sampai Rp 1, 4 miliar atau lebih," kata Kepala Desa Liliriawang yang akrab disapa Cunding kepada TribunBone.com.

Andi Fitri bukan gadis sembarang di Desa itu.

Ia merupakan gadis keturunan bangsawan Bone, putri Andi Tansi dan Hj Andi Nadi.

Kenal di Facebook, Gadis Italia Ini Kerja Keras Nabung 2 Tahun untuk Nikahi Pemuda Indonesia

Zaman teknologi saat ini memungkinkan orang berjodoh setelah berkenalan di media sosial Facebook meski berbeda latar belakang dan jarak.

Hal itu dialami Ilaria, gadis asal Italia yang nekat datang menenumi Dzulfikar, pemuda yang tinggal di Kabupaten Batang Jawa Tengah.

Wanita Italia dan cowok Batang Jateng itu berkomunikasi melalui Facebook yang kemudian saling jatih cinta.

Ilaria, warga Italia yang ke datang untuk menemui Dzulfikar, kekasihnya asal Batang, Jawa Tengah.
Ilaria, warga Italia yang ke datang untuk menemui Dzulfikar, kekasihnya asal Batang, Jawa Tengah. (HUMAS POLRES BATANG)

Mereka berniat melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Ilaria datang ke Batang pada 18 April 2017, dan langsung menuju Desa Tragung Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.

Maksud dan tujuan Ilaria ke Indonesia untuk bertemu Dzufikar karena mengaku sudah merasa cocok akhirnya mereka sepakat akan mengadakan pernikahan.

Hal ini juga sudah disampaikan ke orangtua Ilaria di Italia.

Pada intinya mereka menyetujui rencana pernikahan sepasang muda mudi beda negara tersebut.

"Selama dua tahun saya mengumpulkan uang bekerja di sebuah restoran di Italia hanya untuk datang ke Indonesia," kata Ilaria.

Kedatangan Ilaria Mengundang Perhatian Polisi

Atas kedatangan wanita warga negara asing itu, aparat kepolisian segera memantau dan mengecek aktivitasnya.

Wakapolsek Tulis Polres Batang Iptu Agus Windarto bersama tiga anggota melaksanakan pengecekan langsung ke Desa Tragung Kecamatan Kendeman Kabupaten Batang.

Kegiatan ini dilaksanakan karena adanya informasi dari masyarakat bahwa ada orang asing yang datang ke desa tersebut.

"Sebelumnya kita berkoordinasi terlebih dulu di balai desa Tragung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui visi dan misinya datang ke Indonesia dan apa tujuannya," kata Wakapolsek, sebagaimana rilis Humas Polres Batang yang dikirim ke tribunjateng.com, Jumat (21/4/2017).

Setelah berkoordinasi bersama perangkat desa Tragung Wakapolsek Tulis Iptu Agus Windarto langsung menuju ke rumah tersebut. Di sana Wakapolsek bersama 3 anggota disambut dengan baik oleh tuan rumah.

Pemantauan dan pengawasan Warga Negara Asing (WNA), ini sangat diperlukan kepedulian dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. Maka perlu dilakukan pengecekan terhadap warga negara asing (WNA) untuk pendataan terkait keimigrasian terutama warga yang berada di daerah pedesaan.

"Bahkan hari ini Ilaria sudah bisa makan kates (pepaya) dan tempe. Ilaria itu bisa bahasa Inggris dan Italia. Sedangkan Dzulfikar otodidak belajar bahasa Inggris," terang Abdika.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved