Berhubungan Seks Saat Hamil, Amankah Bagi si Jabang Bayi?
Dr dr Nasrudin Andi Maparewa SpOG mengungkapkan pada dasarnya seks pada waktu hamil tidak akan mengganggu janin.
Penulis: Hasrul | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Aktivitas seksual pada masa kehamilan seringkali menjadi momok menakutkan bagi pasangan suami istri karena takut membahayakan sang ibu dan jabang bayi, sehingga banyak pasangan yang memumutuskan tidak berhubungan seks selama kehamilan.
Padahal jika ditinjau dari sisi medis, berhubungan seks selama hamil tetap aman dilakukan. Tidak hanya aman bagi istri dan suami, tapi juga untuk si jabang bayi.
Dosen Obsteri dan Ginkologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UIM), Dr dr Nasrudin Andi Maparewa SpOG mengungkapkan pada dasarnya seks pada waktu hamil tidak akan menggangu janin.
Hal tersebut dikarenakan janin dilindungi oleh banyak penghalang seperti kantong amnion, dinding yang tebal, dan lapisan mucus yang tebal yang mampu melawan infeksi.
Namun tidak dapat dipungkiri, beberapa hal akan dirasakan berbeda oleh suami dan istri saat berhubungan. Mulai dari rasa tidak nyaman ataupun merasa lebih nyaman dari sebelumnya saat mekukan hubungan seksual.
Perasaan nyaman dan tidak nyaman tersebut menurut Nasrudin sangat berkaitan dengan variasi dari gairah dan respon seksual bagi masing-masing pasangan.
"Apa yang dianggap kehidupan seksual yang memuaskan bagi satu pasangan bisa jadi sangat tidak memuaskan bagi pasangan lainnya," kata dokter spesialis kandungan tersebut.
Adanya perubahan fisik dan psikologi saat hamil, ternyata dapat mempengaruhi kehidupan dan aktivitas seksual.
Selama kehamilan, juga terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yang meliputi morning sickness, pembengkakan atau perubahan bentuk tubuh yang dapat mengurangi hasrat seksualnya.
Keletihan, mual, muntah dan nyeri payudara juga membuat ibu hamil bukan menjadi teman tidur yang ideal. Tetapi pada ibu yang mengalami kehamilan di trimester pertama yang nyaman, gairah seksual bisa kurang lebih sama dengan kondisi sebelum hamil.
Namun dalam jumlah yang kecil, ada juga ibu justru mengalami peningkatan.
“Perubahan ini terjadi karena perubahan hormonal diawal kehamilan membuat vulva membesar dan meningginya kepekaan pada payudara,” kata Dr Nasrudin.
Naik turunnya pola minat seksual menurut, Dr Nasrudin memang umum terjadi selama tiga trimester kehamilan. Tidak mengherankan bila penurunan minat seksual terjadi diawal kehamilan.
Seperti dalam sebuah penelitian di Swedia, diketahui 40 persen ibu hamil melaporkan pengurangan libido pada trimester pertamanya.
Beberapa pasangan biasanya juga merasa khawatir dengan dampak keguguran yang akan terjadi di masa tersebut. Namun sebenarnya aktivitas seksual tidak menyebabkan keguguran pada wanita yang sehat.
Tapi jika sang wanita memiliki komplikasi pada kehamilan sebelumnya, seperti keguguran berulang atau mengalami nyeri atau perdarahan, maka Dr Nasrudin menyarankan sebaiknya pasangan dilarang untuk berhubungan seksual selama tiga bulan pertama kehamilan dan sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter.(*)