Pangdam se-Indonesia akan Kumpul di Makassar
Agus mengatakan dipisahkannya Kodam VII Wirabuana tak lepas dari kondisi yang dihadapi masyarakat saat ini,
TRIBUN-TIMUR.COM - Panglima Kodam (Pangdam) se-Indonesia akan berkumpul di Makassar, 11 April mendatang. Kedatangan para Jenderal tersebut untuk menghadiri peresmian bergantinya nama Kodam VII Wirabuana.
"Pangdam se-Indonesia kami undang, dan mereka siap untuk hadir," kata Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, saat menerima audiensi Manajemen Tribun Timur, di ruang kerjanya, Senin (3/4/2017).
Kodam VII/Wirabuana akan dilikuidasi setelah Kodam XIII/Merdeka kembali diresmikan. Kodam VII Wirabuana yang dulu wilayahnya meliputi enam provinsi, kini hanya memiliki tiga yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan sebagai markas pusatnya.
Agus mengatakan dipisahkannya Kodam VII Wirabuana tak lepas dari kondisi yang dihadapi masyarakat saat ini, di mana masyarakat menghadapi berbagai ancaman.
Ancaman tersebut menurut Agus bukan lagi ancaman militer, tapi nir-militer yang dapat menganggu kedaulatan NKRI.
"Konsep pertahanan dulu itu bagaimana menghadapi musuh dari luar, seperti pesawat atau musuh dan lain-lain. Saat ini serangan musuh nir-militer, wujudnya sudah beda, makanya kita juga menyesuaikan diri," ungkap Suami Bella Saphira ini.
Ia mengatakan Kodam memiliki peranan penting sebagai satuan wilayah atau teritorial untuk meengarahkan masyakat untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"Kodam itu adalah satuan wilayah, satuan teritorial walaupun kita punya prajurit tempur. Nah tugas kita, bagaimana masyarakat yang ada di wilayah Kodam, potensi yang ada dapat mempertahankan negara ini," kata dia.
Peresmian pergantian nama Kodam VII sendiri juga akan dihadiri langsung oleh KSAD Jenderal Mulyono. Tak hanya itu, Agus juga mengundang Panglima TNI untuk hadir di Makassar.
Selain para petinggi TNI tersebut, mantan Panglima dan purnawirawan juga akan diundang hadir.
Saat ini proses pergantian nama sudah hampir rampung. Logo Kodam VII Wirabuna juga sudah diubah yang awalnya berwarna merah kuning, dengan gambar pohon lontar, parang dan tameng, menjadi logo berwarna merah dan hanya menyisakan pohon lontar.
"Pohon lontar itu kan ciri khas Sulsel, kalau pedang dan tameng itu ciri di Manado, makanya sekarang karena sudah pisah, logonya juga dipisah," kata Agus.