Munariah Tahu Kabar Suaminya Ditelan Ular Piton dari Samarinda
Muna dan anaknya hanya bisa melihat bekas dan kain sarung pembaringan jenazah Akbar.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Kabar duka kematian suaminya, justru dia ketahui melalui tantenya yang menetap di Samarinda, Kalimantan Timur,
Muna mengetahui suami meninggal atas penyampaian adik kandungnya, Rusdi, yang kuliah di Kota Palopo.
“Rusdi dapat ditelepon dari Tante yang di Samarinda, waktu malam Rabu, jadi dia yang masuk (ke Salubara) kasi tahu ka," kata Muna kepada Tribunsulbar.com.
Di Kaladi, Salubara, ibu kanbdung Muna, mengaku sempat melihat berita pria yang ditelan ular melalui siaran TV.
Tapi, karena berita itu tak dilihat utuh dan tidak menayangkan muka anak menantunya, makanya sang ibu abai.
“Mamaku kira itu orang lain di Mamuju,” kata Muna.
Salubara berjarak sekitar 73 km dari Kota Palopo. Di Salubara tak ada jaringan telepon selular.
Untuk sampai ke Karossa, Mamuju, Muna harus menempuh perjalanan sekitar 638 km. Jarak itu ditempuh selama kurang lebih 32 jam, dengan angkutan umum bus.
Dari Kaladi, Salubara, Muna lebih dulu ke Palopo, sekitar 72 km ke selatan. Itu butuh waktu sekitar 4 hingga 5 jam.
Lalu dari Palopo, dia naik bus ke Parepare, 288 km. Dari Parepare melanjutkan perjalanan sejauh 358 km ke utara, menuju Mamuju, dan melanjutkan naik bus sekitar 3 jam sejauh 71 km ke Karossa.
Munariah melintasi 2 provinsi, 3 kota, dan 7 kabupaten hanya untuk menyaksikan ‘lantai’ persemayakan terakhir ayah dari dua putrinya.
Kepada wartawan tribunsulbar.com, Nurhadi Para’, Muna bercerita, dia tak pernah menyangka hidup suaminya berakhir di perut ular sanca.
Muna bercerita, hari Minggu (26/3) malam, dia bermimpi suaminya ada di Palopo. Dalam mimpinya, Akbar hendak pulang ke Salubiro, kampung halamannya di Mamuju.
“Saya bilang, janga meki pulang dulu,”
Tapi Akbar ngotot, kembali. “Saya bilangi, Kalau mau pulang bawa “padeng’ anakmu juga.”