Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menyeramkan! Cerita Paman Akbar Pelihara Piton 20 Ekor dan Lepas ‘Saya Yakin Ular itu Masih Hidup’

Banyak cerita yang diperoleh khususnya dari paman Akbar Adhan Andi Tajuddin.

Editor: Ilham Arsyam
Paman Akbar, Adhan Andi Tajuddin. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Nasib tragis yang menimpa Muhammad Akbar ‘Salubiru” bin Muhamad Ramli (25 tahun) petani sawit asal Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa Mamuju Tengah Sulawesi Barat masih jadi perbincangan di daerah itu.

Wartawan Tribun Timur, Nurhadi Para berkesempatan mengunjungi lokasi dimana Akbar ditelan bulat-bulat ular piton 7 meter dan mel;akukan wawancara dengan keluarga korban.

Banyak cerita yang diperoleh khususnya dari paman Akbar Adhan Andi Tajuddin.

Selain kesan tentang Akbar, cerita mulai mengupas, latar belakang keluarga almarhum.

Adhan Andi Tajuddin ternyata termasuk orang yang paling sering menangkap dan memelihara ular yang warga setempat menyebutnya dengan ular sawah atau tampusisi’.

Bahkan, Adhan mengaku kerap membunuh ular di kawasan perkebunan sawit Inti ini.

"Kalau dibilang pawang bukan karna saya sering membunuh, karena kalau pawang itu tidak membunuh.”

Adhan mengaku, tahun 2008 lalu, ia memelihara sanca empat meter. Tapi ular sejenis yang memangsa keponakannya itu lepas.
“Saya yakin ular itu masih hidup.”

Namun, ular tersebut diyakini masih hidup dan berkeliaran sekitar lokasi kebun sawit di Salubiro.

Paman Akbar yang lain, Adhan Andi Malik, juga pernah memelihara ular sampai lebih dari dua puluh ekor. Terakhir ia memelihara ular sepanjang tiga meter.

"Terakhir saya pelihara ular disitu dan saya bawa ke Karossa karena mau dijual. Tapi lepas saat ditinggalkan," kata Adhan

Namun Adnan berhasil menangkap ular itu dan dibawa kembali ke rumah. “ Mungkin dia (ular) tak mau dijual,” katanya sedikit bercanda.

Kakak ipar almarhum Akbar, Abidin juga bericerita serupa.

Petani sawit ini juga sering mendapati ular piton di kawasan tersebut. "Saya pernah juga dapat ular yang memangsa babi, biar (ular piton itu) diinjak kepalanya, tidak goyang, tapi ini yang menelan Akbar, melawan waktu mau dilumpuhkan," cerita Abidin.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam, Jawatan Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju, Hardi, menyebutkan hampir semua titik wilayah Mamuju Tengah terdapat ular piton atau ular sanca kembang.

Ternyata, tiga (Mamuju, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah) dari enam kabupaten di Sulawesi Barat termasuk “sarang” ular piton terbesar di Indonesia.

“Disini, kami pernah catat tahun 2015 lalu, ada 1000 ular sanca yang dijual, kulitnya.” ujar Hardi.
Kulit ular sanca yang bersisik halus dengan motif kembang, ternyata banyak diminati agen importir kulit tas. Baik dari Surabaya, Bandung, dan Jogya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved