Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

opini

Mencari Dokter ‘Mannaba’

Dari 83 FK yang ada di seluruh Indonesia, hanya 55 persen yang bermutu standar. Selebihnya berakreditasi C

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto Mencari Dokter ‘Mannaba’
handover
Muhammad Hatta

Yang diajarkan di FK saat ini hanyalah blok kursus tentang komunikasi dokter terhadap pasien semata.

Mereka tak dipersiapkan untuk berkomunikasi dengan media massa, direktur rumah sakit ataupun dengan komponen masyarakat luas yang dilayaninya.

Padahal sekolah-sekolah kedokteran di luar negeri semisal Harvard Medical School dan Yale Medical School telah memasukkan kuliah-kuliah komunikasi dan negosiasi ke dalam kurikulumnya (New York Times, 2014).

Tentu saja sikap manusiawi tak cukup. Dokter mesti ‘berisi’ dan punya nalar akademik sebagai dasar ilmiah dalam melakukan suatu layanan kedokteran.

Perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran sedemikian pesat pada milenium ini sehingga mau tak mau dokter harus memperbaharui keilmuannya agar tak tertinggal arus.

Hal ini segaris dengan salah satu pasal Kode Etik Kedokteran yang berbunyi: "Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran kesehatan".

Dengan kata lain, profesi ini harus berwawasan luas dan terbuka terhadap hal-hal yang baru.

Tak ada gunanya jika seorang dokter yang telah menjalankan dua nilai di atas, namun tak membawa berkah bagi pasien dan orang-orang di sekelilingnya.

Ibarat pohon kelapa yang hampir semua bagian tubuhnya dapat termanfaatkan, seseorang yang berprofesi sebagai dokter hendaknya berakhlakul karimah yaitu bersikap baik kepada sesama dan ikhlas mengabdikan diri bagi kemaslahatan umat manusia.

Nilai yang terakhir ini yang menjadi pondasi utama sosok penyembuh paripurna yang didambakan khalayak luas.

Tiga nilai profesi tersebut di atas (manusiawi, nalar akademik dan berakhlakul karimah) dirangkai oleh seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar menjadi konsep "Dokter Mannaba".

Dalam bahasa Makassar, mannaba kurang lebih berarti cocok, pas dan sangkil. Nilai-nilai yang seharusnya menjadi pedoman setiap lulusan FK dalam menjalankan praktik kedokteran.

Sang pencetus, dokter Muhammad Andry Usman SpOT, pun mengingatkan bahwa "Mannaba adalah sebuah konsep pelengkap Kode Etik Kedokteran yang terus mengingatkan setiap dokter akan pengabdian tulus mereka terhadap Allah SWT dan umat manusia.." (*)

Catatan: Tulisan ini telah dipublikasikan di Rubrik Opini Tribun Timur edisi cetak Senin, 27 Maret 2017

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Financial Wellness

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved