Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Merdeka atau Merana

Berlomba-lomba berebut jabatan, saling menjatuhkan, janji demi janji diberi pada saat menjelang pemilu, materi dan tenaga rela dikorbankan habis-habi

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Kasmiani 

Sadar atau tidak perkataan Rasululah akhirnya benar terjadi.

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita.” (HR Bukhari).

Karena sistem yang ada saat ini justru menjadi faktor muncul dan langgengnya korupsi, maka pemberantasan korupsi hanya dapat dilakukan menggunakan sistem lain yaitu  dengan syariah Islam.

Dengan dasar akidah Islam akan melahirkan kesadaran bahwa segala aktivitas senantiasa diawasi oleh Allah dan melahirkan ketakwaan pada diri politisi, pejabat, aparat, pegawai dan masyarakat.

Selain itu, hukum syariat islam juga merupakan hukum yang tegas.

Semua harta pejabat dan pegawai dicatat. Jika ada kelebihan yang tak wajar, yang bersangkutan wajib membuktikan hartanya diperoleh secara legal.

Jumlah yang tidak bisa dibuktikan, bisa disita seluruhnya.

Dan yang terbukti akan diberi hukuman yang tegas berupa hukuman penjara, cambuk, pengasingan  hingga hukuman mati setelah mempertimbangkan dampak dan kerugian Negara.

Sistem Islam semuanya berada dalam satu kepemimpinan khalifah.

Keadaan negara kedepannya bergantung dari pribadi masing-masing mau ikut berjuang atau tidak untuk mengakkan syariah dan khilafah.

Bukankah menjadi pemain lebih baik daripada hanya sekedar menjadi penonton?(*)

Kasmiani 

*Penulis adalah mahasiswi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia dan penggiat lembaga dakwah kampus

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved