Tata Rasyid Meninggal Dunia
Tinggalkan Istri, 5 Anak, dan 10 Cucu
Tata Rasyid diketahui lahir di Lembanna, Kabupaten Gowa, pada 31 Desember 1957
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Ridwan Putra
INNALILLAHI wa Inna Ilahi Rajiun. Dunia kepencintaalaman berduka, khususnya di Sulsel dengan kepergian tokoh panutan dan “ayah” bagi kalangan pendaki maupun aktivis kepencintaalaman, Tata Rasyid (60).
Kabar meninggalnya “ayah” bagi kalangan pencinta alam di Sulsel itu beredar di media sosial sejak kemarin siang, Senin (13/3). Banyak yang sangsi maupun ragu, namun kenyataan tak bisa terlelakkan, warga Lingkungan Pattapang, Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, itu akhirnya menemui Sang Khalik, pemilik alam semesta.
Baca: Tata Rasyid Dimakamkan di Hutan Pinus Lembanna
Aktivis, penggiat, petualang, maupun elemen kepencintaaalaman, khususnya di Sulsel, sejak siang berdatangan dan memadati rumah Tata Rasyid yang sederhana.
Bersama keluarga almarhum, ratusan aktivis pencinta alam turut mengantar jenazah tata ke pekuburan Lembanna di kawasan Hutan Pinus.
Baca: Kenangan Deng Ical Bareng Tata Rasyid, Makan Mie Instan Rebus Sebelum Mendaki
Sepekan terakhir, kondisi kesehatan kakek yang dikenal sebagai salah satu juru kunci Gunung Bawakareng itu menurun drastis dan beberapa kali muntah darah. Tata Rasyid diketahui lahir di Lembanna pada 31 Desember 1957.
Baca: Tata Rasyid, Ayah Bagi Para Pecinta Alam
Tata meninggalkan seorang istri, Daeng Bunga, lima putri (Muri, Nenni, Martini, Dini, Kina), dan 10 orang cucu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Selamat jalan Tata, kakek pencinta alam dari Lembanna.(*)