Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Taruna ATKP Tewas di Kolam Renang Kostrad Kariango

polisi mengusut kasus Ari, dengan memanggil dan memeriksa sembilan orang Taruna ATKP yang merupakan rekan korban.

Penulis: Ansar | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Kasat Reskrim Polres Maros, AKP Jufri Natsir bersama sembilan Taruna ATKP Makassar menuju lokasi olah TKP di rumah Kost Ari Pratama di Perumahan Griya Maros Indah, Batangase, Kecamatan Mandai, Maros. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

 TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Satuan Reskrim Polres Maros melakukan penyidikan terhadap kasus tewasnya Ari Pratama (20) Taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, setelah menerima pelimpahan berkas dari Polrestabes Makassar, Selasa (17/1/2017).

Pihak keluarga korban, menilai kematian Ari di dalam kolam renang Tirta Yudha di Markas Brigif Linud 3/TBS Kostrad Kariango di Kecamatan Tanralili pada tanggal 19 November 2016 lalu, tidak wajar.

Kasat Reskrim Polres Maros, AKP Jufri Natsir menjelaskan, polisi telah menerima pelimpahan laporan kasus tersebut tanggal 22 Desember 2016 lalu dari Polrestabes Makassar.

"Setelah itu, Polres Maros membentuk tim khusus untuk menangani perkara itu. Penyelidikan kasus ini dilakukan, karena pihak keluarga menilai, Ari tewas dengan tidak wajar," katanya usai memimpin olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Dia melanjutkan, di bagian perut korban. ditemukan luka lebam. Hal ini membuat polisi mengusut kasus Ari, dengan memanggil dan memeriksa sembilan orang Taruna ATKP yang merupakan rekan korban.

"Hari ini (selasa) kami sudah memeriksa sembilan rekan korban. Kami juga mengajaknya ke TKP. Ada dua lokasi yang diolah TKP yakni, di rumah kos perumahan Griya Maros Indah, Batangase, dan kolam renang tempat meninggalnya Ari," katanya.

Jufri melanjutkan, Ari Pratama bersama sembilan rekannya sengaja ke kolam renang Tirta Yudha di Markas Brigif Linud 3/TBS Kostrad Kariango, untuk liburan. Namun pada saat itu, Ari tidak mau berenang dengan alasan lagi sakit.

"Ari sempat menolak untuk berenang karena tidak enak badan. Setelah itu, rekan Ari pergi membeli air mineral di luar lokasi. Namun, saat rekannya ini kembali, Ari ini tewas di dalam kolam sedalam dua meter," ujarnya

Jufri melanjutkan, pengelola kolam renang langsung mengevakuasi jasad Ari dan dibawa ke Klinik Kostrad. Namun nyawanya sudah tidak tertolong.

Setelah itu, pihak kampus menyerahkan jasad Ari ke pihak keluarga, namun sebelum dikubur, jasadnya tidak diotopsi karena pihak keluarga menolak.

"Jasad Ari dikubur oleh pihak keluarganya di Tranggalek. Jawa Timur. Saat itu, kami tidak otopsi karena pihak keluarga menolak. Namun belakangan, keluarga keberatan dan melapor ke polisi dengan dugaan kekerasan," ujarnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved