Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FUIB Sulsel Desak Kapolri Copot Kapolda Jabar dan Kalbar

Much. Ikhwan Jalil mengatakan, saat ini umat Islam mulai melakukan konsolidasi atas peristiwa yang terjadi di depan Mapolda Jabar

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Anita Kusuma Wardana
SANOVRA JR
Sejumlah ulama yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel menggelar konferensi pers di Cafe Mr. Coffe, Jl Boulevard, Makassar, Jumat (13/1) sore. Dalam siaran pers tersebut, FUIB Sulsel kembali akan menggelar aksi besar-besaran terkait dengan dua insiden yang terjadi yaitu di Kalimantan Barat (Kalbar) insiden penghadangan Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) MUI Pusat, H Zulkarnaen yang terjadi di bandara Sintang, provinsi Kalbar dan di Jawa Barat (Jabar) massa Front Pembeli Islam (FPI) diserang di depan markas Polda Jabar, Jl Soekarno-Hatta, kota Bandung, provinsi Jabar pada 12 Januari 2017. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Pihak Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulsel sepertinya serius untuk melaporkan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Anton Charliyan dan Kapolda Kalimantan Barat (Kalbar) Irjen Musyafak ke Kapolri Jendral Tito.

Juru Bicara (Jubir) FUIB Sulsel, Much. Ikhwan Jalil mengatakan, saat ini umat Islam mulai melakukan konsolidasi atas peristiwa yang terjadi di depan Mapolda Jabar dan di Bandara Sintang, Kalbar.

"Di sulsel sudah siap, saya nyatakan ini siaga satu surati kapolri agar mencopot kapolda jabar dan kalbar," kata Ikhwan saat FUIB gelar konferensi pers di Mr. Coffee, Jl Boulevard, Jumat (13/1/2017).

FUIB Sulsel menuntut Kapolda Jabar dan Kapolda Kalbar dicopot karena tidak juga berhasil melindungi warga di wilayahnya saat umat Muslim diserang dan dijegal.

Ikhwan menyebutkan, seperti terjadi pada insiden penghadangan dibandara Sintang, terhadap wakil sekrtaris jendral MUI, Tengku Zulkarnaen yang dihadang sekelompok orang dengan parang.

Kemudian, massa Front Pembela Islam (FPI) yang diserang sekelompok orang tepat didepan markas Polda Jabar, Jl Soekarno-Hatta, kota Bandung, provinsi Jabar, tanggal 12 Januari 2017, siang.

FUIB juga menilai, dua insiden tersebut seharusnya tidak terjadi jika Polda Jabar dan Polda Kalbar lebih dulu melakukan langkah antisipasi, seperti dibandara dan juga didepan markas kepolisian Jabar.

"Kami tidak emosi, tapinkami marah jika saudara kami alami insiden itu, tempat yang seharusnya aman dan dijaga polisi tidak lagi aman, ada yang bawa parang secara terang-terangan," ujar Ikhwan.

FUIB Sulsel menyatakan sikap, pihaknya akan menunggu sampai 3x24 jam untuk mendengar keputusan dari Mabes Polri setelah dilakukannya persuratan dan meminta kejelasan kasus.

Namun, Ikhwan mengaku jika memang belum juga direspon Kapolri makan umat Islam akan bergerak dengan caranya sendir, seperti turun kembali aksi. "Kita lihat saja setelahntanggal 16 januari nanti," tambahnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved