Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pembunuhan di Pulomas

Kesaksian Pembantu Dodi Triono

Windy mengungkapkan, dirinya tidak menghapal wajah pelaku karena diminta menghadap ke tembok saat kejadian itu.

Editor: Ilham Mangenre
Kesaksian Pembantu Dodi Triono - rumah-dodi_20161228_140214.jpg
TRIBUNNEWS.COM/ACOZ
umah mewah (warna putih) milik pengusaha properti Dodi Triono yang baru selesai direnovasi di Jalan Pulomas Timur III komplek Pulomas Residence, Kayuputih, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) petang. Dodi bersama dua putrinya, dua sopir dan teman putrinya tewas terbunuh di kamar mandi rumah keduanya, Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayuputih, Jaktim, pagi harinya.
Kesaksian Pembantu Dodi Triono - kasaksian-pembantu_20161230_113931.jpg
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Windy Astuti (23) pembantu rumah tangga yang selamat dari perampokan di rumah majikannya, saat dikunjungi Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016)

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA- Windy Astuti (23), pembantu rumah tangga yang selamat saat perampokan Pulomas, menuturkan kisah "mengerikan" yang dialaminya kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).

Windy menceritakan, mulanya sekitar pukul 14.30 hari itu dirinya dan rekannya, Fitriani (23) tengah memasak di dapur.

"Waktu mereka datang, di lantai ada atas ada Santi, Gemma, dan Amel. Mas Tasrok lagi ada di depan lagi mau ngeluarin mobil," ujarnya.

Tiba-tiba datang tiga pelaku menghampirinya ke dapur seraya berteriak memintanya untuk berkumpul ke ruang tengah. Mereka membawa pistol dan golok.

"Salah satu pelakunya juga teriak, 'Mana anaknya? Mana anak-anak yang punya rumah ini'," ujar Windy.

"Pelakunya bilang, 'Kalian nurut aja, kumpul semua, kalau tidak saya tembak," sambungnya.

Tak lama kemudian, putri ketiga Dodi Triono, Dianita Gemma Dzalfayla (9), datang menghampiri Windy.

Lantas, seorang pelaku meminta Gemma untuk ditunjukkan kamar ayahnya di lantai 2. "Gemma bilang, 'Saya anaknya'.

Terus dia tanya kamar bapak di mana," ujar Windy.

Windy mengungkapkan, dirinya tidak menghapal wajah pelaku karena diminta menghadap ke tembok saat kejadian itu.

"Saya cuma lihat ada yang bawa pistol dan golok. Saya sama Fitriani disuruh menghadap tembok," ungkapnya.

Windy menceritakan, seorang pelaku sempat menyiksa putri pertama Dodi, saat meminta para penghuni rumah untuk berkumpul ke ruang tengah.

"Kak Diona dari lantai diseret ke tangga dan dipukul pakai pistol. Dia nangis," ucap lirih Windy.

Setelah itu, lanjut Windy, seorang pelaku berteriak meminta 10 penghuni rumah untuk menuju toilet pembantu.

Mereka menuruti permintaan pelaku karena mengancam akan menembak dengan pistolnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved