Fenomena Klakson Telolet
Lihat, Meggie Diaz 'Istri Siri' Tukul Arwana Kenalkan Pose Telolet dan Goyang Telolet
Kala dilanda demam, dia tak ikut "berburu" suara klakson dari bus di jalanan, layaknya dilakukan sejumlah anak kecil dan remaja.
Ada arus balik budaya berisi realita asli yang dihadapi anak muda di belahan bumi "Selatan”.
“Walaupun realita tersebut direkayasa dalam bentuk meme lucu.”
Ilya menambahkan, seperti isu besar atau penting lainnya, fenomena ini ditentukan media mainstream sebagai pembentuk opini publik.
Media sosial bisa menjadi alternatif sumber informasi penyeimbang.
“Tentu dengan catatan, kita harus bijak menggunakannya. Dan yang terpenting bisa memilah-milah mana yang merupakan konten sampah dan mana yang bermanfaat,” imbuhnya.
Tren Menurun
Isentia, perusahaan monitoring media asal Australia, melakukan pemantauan terhadap fenomena ini.
Dalam rilis Isentia di Jakarta, yang diterima Tribun-Timur.com, Jumat (23/12/2016), istilah yang mulai populer sejak Senin (19/12/2016) tersebut lalu dimonitor pembicaraannya di semua kanal media sosial sampai Jumat (23/12/2016).
General Country Manager Isentia Jakarta, Luciana Budiman, menyebutkan tren percakapan mengenai topik ini sudah mencapai titik klimaksnya pada tanggal 21 Desember dan saat ini cenderung menurun.
“Berdasarkan pantauan kami, netizen lokal yang membicarakan isu ini di berbagai media sosial mencapai titik terbanyak pada tanggal tersebut. Karena netizen luar juga memperbincangkan, kami juga memantau pembicaraan dari Amerika dan Inggris dengan jumlah pergerakannya mencapai ribuan per harinya,” tuturnya.
Secara umum, total pembicaraan mengenai topik ini mencapai 176.984 (96.81%) buzz selama lima hari ini untuk netizen lokal.
[Grafik tren tagar "om telolet om" pada media sosial.]
Sementara untuk netizen Inggris, total buzz yang dihasilkan adalah 1968 (1.07%) dan netizen Amerika mencapai 5.766 (3.12%).
“Netizen Amerika lebih banyak daripada Inggris karena salah satu faktor penyebabnya karena Presiden Obama sempat membahas ini di akun Twitternya. Sebagai seorang top influencer, tentu ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya traffic pembicaraan.”
Luciana juga menyebutkan bahwa rata-rata pembicaraan mengenai "om telolet om" tidak saja membahas bunyi klakson bus, melainkan juga aransemen musik, kampanye politik, pujian musisi hingga bahkan nasehat agama.
“Ini membuktikan bahwa kreatifitas orang Indonesia dalam menciptakan sesuatu yang booming dari hal-hal yang biasa ternyata diapreasiasi oleh masyarakat dunia,” pungkasnya.