Hari Guru, Ini Cerita Guru di Takalar Nyambi Tukang Jahit
Nyambi sebagai tukang jahit gorden dilakoninya disebuah gubuk yang sudah tidak layak ditempati didepan ruamahnya.
Penulis: Reni Kamaruddin | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNTAKALAR.COM, POLONGBANGKENG SELATAN - Seorang guru bernama Rusli nyambi sebagai tukang jahit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama keluarganya.
Rusli merupakan tenaga honorer yang mengajar di SDN No 19 Baba, salah satu sekolah dasar yang terletak di Desa Bulukunyi Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Takalar.
Pengabdian Rusli sebagai tenaga pendidik berawal pada tahun 1991, dengan bermodalkan ijazah PSB.
Selama 23 tahun Rusli mengabdi sebagai tenaga sukarela, hingga akhirnya pada tahun 2014 Ia terangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Penghasilannya sebagai tenaga sukarela hingga menjadi CPNS tidak pernah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, terlebih lagi setiap gajian Rusli juga harus membayar cicilan motor yang dikendarai ke tempat Ia mengajar yang berjarak sekitar 7 kilometer dari rumahnya.
Meski tidak pernah cukup, Rusli tidak pernah mengeluh atas tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik.
Nyambi sebagai tukang jahit gorden dilakoninya disebuah gubuk yang sudah tidak layak ditempati didepan ruamahnya.
Sesekali ketika pesanan sepi, Rusli mengambil pekerjaan lain sebagai tukang ojek pada hari pasar. Tak jarang juga Rusli menjadi buruh bangunan jika ada rumah tetangganya yang sedang dibangun atau sekedar direnovasi.
Dihari Guru yang diperingati hari ini, Kamis (25/11/2016) Rusli menaruh banyak harapan, terkhusus untuk guru yang bernasib sama dengannya.
"Semoga bukan hanya kesejahteraan guru yang sudah terangkat jadi PNS yang diperhatikan tapi juga guru Honorer seperti kami, karena pekerjaan kami sama-sama menjadi pendidik"Jelas Rusli, Jumat (25/11/2016).