Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Remaja di Pinrang Dikeroyok

Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan

"Karena ini berkaitan soal karakter, maka yang harus diberikan peran lebih adalah pihak wali kelas, komite, dan guru BP," katanya.

Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Ilham Mangenre
Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan - bupati-pinrang_20160729_085346.jpg
Thamzil Thahir/tribun-timur.com
Bupati Pinrang Andi Aslam Patonangi dan standing banner berisi pesan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), di Kantor Bupati Pinrang, Selasa (26/7/2016).
Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan - video-23_20161120_202427.jpg
Hery Syahrullah/tribunpinrang.com
Pengeroyokan siswi SMP Negeri di Kelurahan Data, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, yang heboh di media sosial.
Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan - riska12_20161123_145548.jpg
Hery Syahrullah/tribunpinrang.com
Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan - pelaku-penganiayan_20161121_102605.jpg
Hery Syahrullah/tribunpinrang.com
Empat pelaku pelaku penganiayaan terhadap Riska: Nelda, Ranhy, Selvi, Eni (kiri ke kanan), di Markas Polres Pinrang, Minggu (20/11/2016) malam

TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO- Bupati Pinrang Andi Aslam Patonangi kasus penganiayaan Riska (16) oleh empat perempuan memalukan.

"Kasus itu sangat memprihatinkan dan memalukan, apalagi ada pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar," kata Aslam kepada tribunpinrang.com, di M Hotel, Jl Jend Sudirman, Watang Sawitto, Pinrang, Rabu (23/11/2016).

Menurut Aslam, kasus Riska menggambarkan kemerosotan moral peserta didik.

"Karena ini berkaitan soal karakter, maka yang harus diberikan peran lebih adalah pihak wali kelas, komite, dan guru BP," katanya.

Selain itu, lanjut Aslam, pihak orangtua mestinya berperan aktif mencegah anak berbuat aniaya.

"Semua punya peran, termasuk orangtua. Bahkan, ini merupakan tanggung jawab kita bersama," tutur Aslam.

Dipanggil Polres

Korban pengeroyokan Riska atau Aska (16) ke Markas Polres Pinrang, Jl Bintang No 3, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Rabu (23/11/2016).

Kedatangan Riska atas panggilan Penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pinrang.

Koban didampingi oleh kedua orangtuanya dan pihak Lembaga Peduli Kesajahteraan Perempuan dan Anak (LP-KPA).

Baca juga: Polres Pinrang Tetapkan 4 Penganiaya Riska Tersangka

Kepala Unit PPA Polres Pinrang Aiptu Kaharuddin menjelaskan, pemanggilan itu dalam rangka meminta keterangan tambahan dari pihak korban.

"Masih ada keterangan yang kami butuhkan dari korban untuk kepentingan penyidikan," tuturnya kepada TribunPinrang.com.

Kaharuddin menyebut Polres Pinrang akan mengusut tuntas kasus Riska.

"Termasuk mencari tahu perekam dan pengupload video pengeroyokan itu,” ujarnya.

Muntah Darah

Ibunda korban, I Bolong, menyebut putrinya mengalami luka dalam tubuh akibat dianiaya.

"Anak kami mengalami luka dalam kasihan," kata I Bolong kepada tribunpinrang.com, di ruang PPA Polres Pinrang.

Setelah penganiayaan itu, lanjut I Bolong, mulut Riska kerap megeluarkan darah.

"Dari hidung juga saat batuk," katanya.

Ayah korban, Lailong, berharap Polres Pinrang mengusut tuntas kasus putrinya.

"Kami tak tahu-menahu tentang hukum, kami hanya bisa berharap polisi menghukum pelaku sebagaimana mestinya," kata Lailong. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved