Remaja di Pinrang Dikeroyok
Bupati Pinrang: Pengeroyokan Riska Sangat Memprihatinkan dan Memalukan
"Karena ini berkaitan soal karakter, maka yang harus diberikan peran lebih adalah pihak wali kelas, komite, dan guru BP," katanya.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO- Bupati Pinrang Andi Aslam Patonangi kasus penganiayaan Riska (16) oleh empat perempuan memalukan.
"Kasus itu sangat memprihatinkan dan memalukan, apalagi ada pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar," kata Aslam kepada tribunpinrang.com, di M Hotel, Jl Jend Sudirman, Watang Sawitto, Pinrang, Rabu (23/11/2016).
Menurut Aslam, kasus Riska menggambarkan kemerosotan moral peserta didik.
"Karena ini berkaitan soal karakter, maka yang harus diberikan peran lebih adalah pihak wali kelas, komite, dan guru BP," katanya.
Selain itu, lanjut Aslam, pihak orangtua mestinya berperan aktif mencegah anak berbuat aniaya.
"Semua punya peran, termasuk orangtua. Bahkan, ini merupakan tanggung jawab kita bersama," tutur Aslam.
Dipanggil Polres
Korban pengeroyokan Riska atau Aska (16) ke Markas Polres Pinrang, Jl Bintang No 3, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Rabu (23/11/2016).
Kedatangan Riska atas panggilan Penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pinrang.
Koban didampingi oleh kedua orangtuanya dan pihak Lembaga Peduli Kesajahteraan Perempuan dan Anak (LP-KPA).
Baca juga: Polres Pinrang Tetapkan 4 Penganiaya Riska Tersangka
Kepala Unit PPA Polres Pinrang Aiptu Kaharuddin menjelaskan, pemanggilan itu dalam rangka meminta keterangan tambahan dari pihak korban.
"Masih ada keterangan yang kami butuhkan dari korban untuk kepentingan penyidikan," tuturnya kepada TribunPinrang.com.
Kaharuddin menyebut Polres Pinrang akan mengusut tuntas kasus Riska.
"Termasuk mencari tahu perekam dan pengupload video pengeroyokan itu,” ujarnya.
Muntah Darah
Ibunda korban, I Bolong, menyebut putrinya mengalami luka dalam tubuh akibat dianiaya.
"Anak kami mengalami luka dalam kasihan," kata I Bolong kepada tribunpinrang.com, di ruang PPA Polres Pinrang.
Setelah penganiayaan itu, lanjut I Bolong, mulut Riska kerap megeluarkan darah.
"Dari hidung juga saat batuk," katanya.
Ayah korban, Lailong, berharap Polres Pinrang mengusut tuntas kasus putrinya.
"Kami tak tahu-menahu tentang hukum, kami hanya bisa berharap polisi menghukum pelaku sebagaimana mestinya," kata Lailong. (*)