Ian Latanro Bantah Golkar Sulsel Merosot saat Zaman Syahrul YL
Ian menganggap masa kepemimpinan Syahrul sudah hebat dengan capaiannya saat ini.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ina Maharani

Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Biro Pemenangan Pemilu Wilayah IX, Ian Latanro meminta Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar, Idrus Marham untuk tak menyebut Golkar Sulsel zaman Syahrul Yasin Limpo merosot.
"Silahkan saja Sekjen dan Plt Ketua Golkar Sulsel melakukan konsolidasi Golkar Sulsel. Tapi tidak mesti bicara terlalu jauh seakan-akan selama ini Golkar Sulsel tidak bikin apa-apa dan cenderung merosot," katanya, Minggu (16/10/2016).
Ian menganggap masa kepemimpinan Syahrul sudah hebat dengan capaiannya saat ini.
"Sudah hebat sekali mi ini Golkar Sulsel karena bisa bertahan dari gempuran dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap perilaku elit Golkar di pusat. Baik prilaku pribadi yang menyimpang dari PDLT maupun prilaku organisasi yang melabrak aturan dan kecenderungan keinginan masyarakat," kata mantan Master Campaign Bupati dan Wakil Bupati Gowa Adnan Purichta IYL-Abd Rauf Karaeng Kio.
Ian mengatakan banyak kebijakan DPP di Sulsel yang berlawanan dengan keinginan kader dan pengurus Golkar Sulsel.
"Contohnya, penentuan caleg yang lebih mementingkan orang yang tidak kavabel dalam mendulang suara ketimbang orang-orang potensial untuk mendulang suara," katanya.
Ia mengungkapkan DPP Partai Golkar tidak mengakomodir Fatmawati Rusdi Masse, Latinro Latunrung, Luthfi Andi Mutty, Azikin Solthan dan beberapa nama potensial lainnya.
"Mereka terabaikan dan dibuang di Golkar hanya untuk mengakomodir orang-orang yang dekat dengan Sekjen dan NH dan faktanya tidak punya hasil," katanya.
Ia juga mengungkit masalah penentuan calon usungan Golkar di Pilkada adalah keinginan Sekjen.
"Contohnya di Pinrang, orang sudah deklarasi dengan petahana di KPU, ternyata keluar rekomendasi DPP untuk orang lain dan hasilnya kalah. Ini sedikit contoh dari sekian banyak masalah Golkar yang dikirim Pak Sekjen Idrus Marham ke Sulsel," kata Ian.
Seharusnya, lanjut Ian, sekjen dan NH bisa bahu membahu dengan kader Golkar Sulsel jika memang maksudnya ingin melakukan pembenahan tanpa harus memancing ketersinggungan kader.
"Jadi saya kira silahkan membenahi partai ini dan kita sama-sama tapi tidak mesti membuat ketersinggungan bagi Golkar di Sulsel," pungkasnya.
Sebelumnya, Idrus Marham menyebut Golkar di Sulsel mengalami keterpurukan beberapa tahun terakhir.
Ia mencontohkan perolehan kursi di DPRD kabupaten dan provinsi menurun sejak zaman kepemimpinan Syahrul YL.
Sehingga, Nurdin Halid bertugas untuk memperbaiki dan meningkatkan perolehan kursi Golkar Sulsel. (*)