2016, Korban Human Traficking di Makassar Bertambah
Rata-rata korban yang di data itu sebagian besar usia 20-an tahun ke atas.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) Makassar mengharapkan keterlibatan keluarga dalam persoalan perempuan yang rentan.
Dari hasil investigasinya selama 2016, sedikitnya 116 perempuan yang jadi korban human traficking.
Terkait dengan human traficking, BPPPA mensinyalir ada aktivitas jual jasa bagian sensitif perempuan.
Menurut Kepala BPPPA Makassar Tenri Palallo mengatakan meski berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi angka tindak kekerasan terhadap perempuan, angka kejahatan pun terus bertambah jika tak ada dukungan dari keluarga "korban" itu sendiri.
"Banyak faktor yang membuat para perempuan rentan. Di antaranya pergaulan, tidak terkontrol dari keluarga, dan faktor ekonomi," ujarnya, Kamis (8/9/2016).
Namun dari data yang terkumpul, sebagian besar perempuan rentan ini disebabkan karena tidak adanya kontrol dari keluarga.
Rata-rata korban yang di data itu sebagian besar usia 20-an tahun ke atas.
Sedangkan untuk menekan angka perempuan dibawah umur yang rentan, BPPPA tak henti-hentinya melakukan sosialisasi dengan melibatkan para ulama.
Lebih jauh lagi dikatakan Tenri, data korban traficking tahun 2016 bertambah dari tahun sebelumnya.
Dimana tahun sebelumnya hanya berjumlah 70 an perempuan.
Terpisah, Direktur Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat Mulyadi Prajitno mengatakan dengan banyaknya korban perempuan rentan, pemerintah diminta untuk sigap dan cepat melakukan gerakan.
Salah satu dicontohkan Mulyadi, disaat mendengar ada korban human traficking bagi perempuan pemerintah harus segera melakukan pendampingan dan bimbingan.
Tak hanya itu, pelibatan forum masyarakat juga sangat penting dilakukan.
Pasalnya, penanganan kekerasan terhadap perempuan harus dilaksanakan secara bersama-sama.
"Banyak yang bisa dilakukan forum, apakah sebagai informan atau bantuan lainnya," ujarnya. (*)