Setujukah Anda Jika Jenderal Jusuf Jadi Pahlawan Nasional?
Seminar ini untuk mengkaji dan mengetahui sosok dan perjalanan sejarah Jendral M Jusuf yang diusulkan jadi pahlawan nasional.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Sosial Sulsel mulai menggalang dukungan untuk mengusulkan Jenderal M Jusuf sebagai pahlawan nasional.
Untuk langkah kongkret, Dinas Sosial menggelar seminar mengenai jejak kepahlawanan Jenderal Jusuf di Makassar, Senin (22/8).
“Hasil dari seminar ini menjadi bahan rekomendasi untuk dibawa ke Kementerian Sosial,” kata Kadis Sosial Sulsel, Ilham A Gazaling.
Direktur Kepahlawanan Kementerian Sosial RI juga hadir. Kepala Arsip Nasional RI 1997-2003 Dr Muchlis Paeni, pakar sejarah Prof Dr A Rasyid Asba MA, Toto Widyarsono, dan St Aisjah Basjariah jadi narasumber utama.
Seminar ini untuk mengkaji dan mengetahui sosok dan perjalanan sejarah Jendral M Jusuf yang diusulkan jadi pahlawan nasional.
Sebelumnya, Dinas Sosial Sulsel telah membentuk Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) untuk menindak lanjuti dan menuntaskan usulan ini.
"Asumsi saya, kalau masyarakat Sulsel ditanya apakah setuju Jenderal M Jusuf jadi pahlawan nasional? Mayoritas pasti setuju," tambah Andi Ilham. Namun pertanyaan mengemuka di seminar, kalau Jenderal M Jusuf lolos jadi pahlawan nasional berarti Jenderal Soeharto, atasan Jenderal M Jusuf, juga bisa jadi pahlawan nasional. "Pertanyaannya macam-macam, makanya kita butuh masukan berbagai pihak," tambah Puang Ile, sapaannya.
Jenderal TNI (Purn) M Jusuf dilahirkan di Kajuara Kabupaten Bone 23 Juni 1928. Almarhum salah satu tokoh kunci dibalik peralihan Orde Lama ke Orde Baru. Jenderal kharismatik ini meninggal dunia di Makassar 8 September 2004 saat berusia 76 tahun. Nama lengkapnya Andi Muhammad Jusuf Amir, lebih populer dengan sapaan Jenderal M Jusuf. Namanya kini diabadikan sebagai nama masjid terbesar di Sulsel, Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf.
Berikut karier militer Jenderal M Jusuf dikutip dari Wikipedia
Perang Kemerdekaan di satuan Sulawesi (KRIS) di Yogyakarta
Ajudan Letkol Kahar Muzakkar di staf Komando Markas ALRI Pangkalan X di Yogyakarta
Kapten dalam Corps Pilisi Militer (CPM) (Desember 1949)
Anggota Staf Komisi militer untuk Indonesia Timur (Desember 1949–1950)
Ajudan Panglima TT-VII/TTIT Kolonel Alex Kawilarang (April 1950)
Kepala Staf Resimen Infanteri (RI)-24 di Manado (1953–1954)
Asisten II (Operasi) TT-VII/TTIT di Makassar (1955–1956)
Kepala Komando Reserve Umum (KRU) dgn pangkat Mayor (Oktober 1956)
Kepala Staf Resimen Hassanudin (RI-Hasanuddin) di Pare-pare Sulsel (ex KRU)
Menandatangani Naskah Piagam Permesta (no.24) (1 Maret 1957)
Pangkat Letkol (Februari 1958)
Kepala Staf Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDMSST) di Makassar (Februari 1959)
Panglima KDMSST (Oktober 1959)
Pangkat Kolonel (Juli 1960)
Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar (1960–1964)
Menhankam/Panglima ABRI dalam Kabinet Pembangunan III (29 Maret 1978–19 Maret 1983)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/jenderal-m-jusuf_20160822_195624.jpg)